BACA JUGA:Brutal di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Jepang Jadi Ancaman Serius bagi Indonesia di Grup C
Hasil dari proses seleksi ini nantinya akan menjadi rekomendasi dari Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti kepada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Selatan sebagai pengambil keputusan akhir.
Dengan demikian, Lapas hanya berperan sebagai pelaksana seleksi sementara keputusan resmi berada di tangan Kantor Wilayah.
Inisiatif open bidding ini diharapkan dapat menciptakan suasana kompetitif yang sehat di antara pegawai, di mana setiap individu diberi kesempatan yang sama untuk mengembangkan karir mereka berdasarkan kompetensi yang dimiliki.
Selain itu, seleksi terbuka seperti ini juga diharapkan mampu mendorong peningkatan kualitas manajerial di lingkungan Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti, karena jabatan yang kosong akan diisi oleh individu yang benar-benar layak dan memenuhi syarat berdasarkan hasil penilaian yang objektif.
Kegiatan open bidding ini mendapat perhatian yang cukup besar dari para pegawai Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti.
Hal ini terlihat dari antusiasme mereka dalam mendaftarkan diri dan mengikuti proses seleksi. Pegawai yang berpartisipasi dalam seleksi ini beragam, mulai dari mereka yang sudah memiliki pengalaman kerja yang lama hingga pegawai yang baru saja memenuhi syarat untuk dapat mengajukan diri sebagai calon pejabat Eselon V.
Ronald Heru Praptama juga menyampaikan bahwa dirinya berharap seluruh proses seleksi berjalan lancar dan tidak ada kendala yang berarti.
Ia menegaskan bahwa pihak Lapas berkomitmen untuk menjaga transparansi dan objektivitas dalam setiap tahapan seleksi.
“Kami ingin memastikan bahwa hasil dari seleksi ini benar-benar mencerminkan kemampuan dan potensi para peserta. Oleh karena itu, proses seleksi dilakukan secara terbuka dan sesuai dengan aturan yang berlaku,” tambahnya.
Dengan pelaksanaan seleksi terbuka ini, Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti berharap dapat menemukan sosok yang tepat untuk mengisi jabatan Eselon V yang kosong.
Proses ini juga diharapkan menjadi langkah awal untuk membangun manajemen yang lebih baik dan profesional di masa mendatang.
Selain itu, ini menjadi contoh nyata bagaimana prinsip keterbukaan dan profesionalisme diimplementasikan dalam proses pengangkatan pejabat di lingkungan Lapas. (*)