Prestasi ini menunjukkan betapa seriusnya desa ini dalam mengembangkan potensi pariwisatanya, yang tidak hanya menarik wisatawan lokal tetapi juga dari luar daerah.
"Saya sangat bangga melihat bagaimana Desa Pinang Banjar mampu menggelar festival ini dengan sukses dan terus menorehkan prestasi di bidang pariwisata. Acara ini tidak hanya mempromosikan destinasi wisata lokal, tetapi juga melestarikan permainan tradisional, yaitu layang-layang, yang saat ini mulai ditinggalkan oleh anak-anak kita," ujar Sekda Yulius.
Dalam pidatonya, Sekda Yulius juga menekankan pentingnya melestarikan permainan tradisional seperti layang-layang di tengah pesatnya perkembangan teknologi yang membuat anak-anak cenderung lebih tertarik pada gadget.
Festival ini diharapkan dapat menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga warisan budaya dan tradisi yang telah ada sejak lama.
"Saya memberikan apresiasi kepada seluruh pihak, khususnya Dinas Pariwisata dan Perekonomian Kreatif (Disparekraf) Kabupaten Muara Enim, yang telah berupaya keras menginisiasi penyelenggaraan Festival Layang-Layang ini. Kegiatan ini sangat penting untuk memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada generasi muda," tambahnya.
Didampingi oleh Kepala Disparekraf Kabupaten Muara Enim, Isdrin ST, Sekda Yulius juga mengungkapkan harapannya agar festival ini terus berkembang di masa mendatang.
Ia berharap bahwa festival layang-layang ini dapat ditingkatkan dengan mengadakan festival tambahan seperti karapan sapi dan lomba sapi sehat, mengingat mayoritas masyarakat Desa Pinang Banjar berprofesi sebagai peternak sapi.
"Festival-festival seperti ini dapat menjadi sarana promosi yang efektif untuk pariwisata lokal sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Saya berharap di tahun-tahun mendatang, kita bisa menyelenggarakan acara yang lebih besar dan melibatkan lebih banyak masyarakat," ujarnya mengakhiri pidatonya. (*)