KORANHARIANMUBA.COM – Curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir memaksa para pedagang anakan ayam di Kecamatan Sanga Desa untuk melakukan perawatan ekstra terhadap dagangan mereka.
Kondisi cuaca yang buruk ini membuat anakan ayam jenis pedaging rentan terhadap penyakit dan kematian, yang dapat mengakibatkan kerugian bagi para pedagang.
Sarmuda (49), seorang pedagang anakan ayam di Pasar Kalangan Terusan, menjelaskan bahwa perhatian khusus diperlukan saat musim hujan.
"Anakan ayam yang dijual membutuhkan perhatian ekstra. Jika tidak, mereka akan rentan mati akibat suhu yang terlalu dingin," ungkapnya, Selasa 8 Oktober 2024.
BACA JUGA:Pilkada 2024, Netralitas ASN Menjadi Sorotan
BACA JUGA:Kadisdik Palembang Meninjau Kegiatan Belajar Mengajar SMP Negeri 42 Palembang
Menurut Sarmuda, salah satu aspek terpenting dalam perawatan anakan ayam adalah menjaga suhu kandang agar tetap stabil.
"Suhu kandang harus dijaga agar tidak terlalu panas maupun terlalu dingin. Pakan juga harus diberikan secara teratur. Alhamdulillah, dari 100 anak ayam yang saya ambil dari agen beberapa waktu lalu, hingga sekarang belum ada satu pun yang mati," tambahnya.
Untuk mengurangi risiko kerugian, Sarmuda mengaku tidak berani menyimpan stok anakan ayam dalam jumlah besar saat curah hujan tinggi.
"Musim hujan seperti ini, saya hanya berani stok satu kotak yang berisi 100 ekor. Biasanya, saya bisa stok hingga 300 ekor," jelasnya.
Ketika ditanya tentang omzet penjualan, Sarmuda menyebut bahwa pendapatan dapat bervariasi tergantung pada ramai tidaknya pembeli.
"Kalau ramai, omzet bisa mencapai Rp 300 ribu. Untuk harga anakan ayam, ada beberapa jenis tergantung dari kualitas. Yang paling mahal harganya Rp 12 ribu per ekor, kualitas sedang Rp 8 ribu per ekor, dan yang paling murah, yaitu anak ayam hias warna-warni, hanya Rp 3 ribu per ekor," jelasnya.
Kondisi cuaca yang tidak menentu ini memaksa para pedagang untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan setiap aspek perawatan agar bisnis mereka tetap berjalan lancar dan tidak merugi.(*)