Krisis di Sriwijaya FC: Gaji Belum Dibayar, Pemain Saling Curiga dan Ramai-ramai Hengkang
Kabar gaji pemain Sriwijaya FC hanya bikin ‘saling curiga’ antar pemain padahal faktanya belum dibayar.--
KORANHARIANMUBA.COM – Sriwijaya FC, klub kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan, sedang menghadapi badai besar. Kisruh soal gaji yang belum dibayarkan, kondisi tim yang kian terpuruk, dan eksodus pemain membuat Laskar Wong Kito terancam di zona degradasi Liga 2 Indonesia 2024/2025.
Dua pemain asing Sriwijaya FC, Gabriel Henrique Silva (Gabe) dan Meghan Valpoort, membantah isu bahwa mereka telah meninggalkan klub. Namun, Gabe mengungkap fakta memilukan: gaji mereka belum dibayar, dan kebutuhan sehari-hari pun harus ditanggung sendiri.
“Kami masih di sini, tapi situasinya sangat sulit. Tidak ada makanan yang disediakan, dan kami hanya menerima DP 10 persen sebelum pertandingan. Jangan percaya apa yang dikatakan di media,” tegas Gabe, Kamis 26 Desember 2024.
Isu soal gaji yang telah dibayar selama sebulan ternyata dibantah oleh eks kapten Sriwijaya FC, Manda Cingi. “Itu hoaks. Kami belum menerima gaji tiga bulan dan DP juga tidak jelas. Karena itu, saya memutuskan untuk hengkang,” ujar Manda yang kini tengah berdiskusi dengan pemain lain untuk menempuh jalur hukum.
BACA JUGA:Tiongkok Siap Gelar World Superbike 2026, Era Baru Balap Motor Asia Dimulai
BACA JUGA:HMI Komisariat Prabumulih Gelar Pelatihan Basic Training
Manda bukan satu-satunya pemain yang memutuskan pergi. Hingga kini, total 11 pemain sudah meninggalkan klub, termasuk bintang asing Chencho Gyeltshen, yang hengkang lebih dulu.
“Manajemen tidak ada itikad baik. Kami sudah mencoba menunggu, tapi situasi ini tidak bisa diteruskan,” tambahnya.
Hanya 18 pemain yang tersisa di skuat Sriwijaya FC, jauh dari jumlah ideal untuk bersaing di kompetisi. Pelatih Hendri Susilo kini memikul beban berat untuk menyelamatkan tim dari jurang degradasi, apalagi tim harus menghadapi FC Bekasi City pada 4 Januari 2025 mendatang di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring.
“Kami kehilangan banyak pemain kunci. Tapi dengan pemain yang tersisa, kami akan berjuang hingga akhir,” ujar Hendri.
Hingga pekan ke-14, Sriwijaya FC berada di posisi ke-8 klasemen sementara dengan 11 poin dari 14 pertandingan. Mereka hanya mencatat dua kemenangan, lima kali imbang, dan tujuh kekalahan. Dengan dua laga tersisa sebelum playoff degradasi, situasi kian genting bagi tim berjuluk Laskar Wong Kito.
Meskipun situasi memprihatinkan, para pemain yang bertahan berharap manajemen segera menunjukkan itikad baik. Sementara itu, masyarakat Sumsel terus memberikan dukungan moral untuk tim agar mampu melewati masa sulit ini.
“Apapun yang terjadi, kami ingin Sriwijaya FC tetap eksis. Ini tim kebanggaan kami,” ujar salah satu suporter setia, Dedi.
Krisis Sriwijaya FC menjadi cerminan tantangan besar yang dihadapi klub-klub sepak bola di tanah air. Kini, semua mata tertuju pada manajemen klub, yang harus segera memberikan solusi untuk menyelamatkan masa depan tim dan para pemainnya.(*)