Tragedi Tahun Baru di Gunung Dempo, Pendaki Bengkulu Tewas Akibat Hipotermia
Proses evakuasi pendaki asal Bengkulu.--
KORANHARIANMUBA.COM – Kegembiraan menyambut tahun baru 2025 di puncak Gunung Dempo berubah menjadi tragedi bagi Deko Apriansyah (22), pendaki asal Bengkulu. Mahasiswa ini ditemukan tewas di ketinggian akibat serangan hipotermia, kondisi berbahaya yang membuat tubuh kehilangan panas secara drastis.
Deko bersama rekannya, Angga, memulai pendakian pada 31 Desember 2024 untuk merayakan malam pergantian tahun di salah satu gunung tertinggi di Sumatera Selatan. Namun, apa yang seharusnya menjadi pengalaman berkesan berubah menjadi mimpi buruk.
Pada Kamis, 2 Januari 2025, Deko mulai mengeluhkan kondisi tubuhnya. "Dia merasa tidak enak badan dan semakin lemah," kata Angga, yang kemudian turun untuk mencari bantuan ke pos Balai Registrasi Gunung Dempo (BRIGADE).
Namun, nasib berkata lain. Ketika tim gabungan mencapai lokasi di dini hari Jumat, 3 Januari 2025, nyawa Deko sudah tidak tertolong. Jenazahnya ditemukan di dekat lokasi perkemahan.
BACA JUGA:Awal Tahun 2025, Ada 69 Anggota Polres Muba Terima Kenaikan Pangkat
BACA JUGA:Pemdes Sinar Rambang Gelar Rapat Persiapan PTSL
Proses evakuasi jenazah Deko memakan waktu sekitar 9 jam melalui jalur Rimau, jalur darurat yang terkenal ekstrem namun lebih cepat diakses. Hujan lebat membuat medan semakin licin dan berlumpur, menjadi tantangan besar bagi 46 petugas yang terlibat.
"Evakuasi dilakukan secara estafet untuk menjaga tenaga dan keselamatan tim," ujar Anjas Hariansyah, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Pagaralam.
Jenazah korban tiba di RSUD Besemah Pagaralam sekitar pukul 10.00 WIB pada Jumat pagi, sebelum akhirnya diserahkan kepada keluarganya yang datang dari Bengkulu.
Kepala BPBD Kota Pagaralam, Jhon Hasman, menjelaskan bahwa Deko kemungkinan besar meninggal akibat hipotermia. "Suhu di puncak sangat ekstrem, ditambah kelelahan fisik dan kurangnya perlengkapan memadai membuat tubuhnya tak mampu bertahan," jelasnya.
Jhon mengingatkan pentingnya persiapan matang sebelum mendaki, terutama di musim hujan. "Pendaki harus mengenakan pakaian yang sesuai, membawa perlengkapan darurat, dan memastikan kondisi fisik dalam keadaan prima," tambahnya.
Kapolres Pagaralam, AKBP Erwin Aras Genda, turut menyampaikan duka mendalam atas tragedi ini. "Kami berharap ini menjadi pengingat bagi semua pendaki untuk tidak meremehkan cuaca dan medan gunung. Keselamatan harus menjadi prioritas utama," tegasnya.
Deko Apriansyah, pemuda asal Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Bengkulu, kini telah dikebumikan oleh keluarganya. Kepergiannya menyisakan duka mendalam sekaligus pelajaran berharga bagi para pecinta alam. (*)