Warga Kepur Muara Enim Resah dengan Tumpukan Sampah Menggunung di Jalan Masuk Desa

Tumpukan sampah (ist)--
KORANHARIANMUBA.COM,- Masyarakat Desa Kepur, Kecamatan Kota Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, menyampaikan keluhan atas kondisi tumpukan sampah yang semakin menggunung di pinggir jalan utama masuk ke desa mereka.
Kondisi ini telah berlangsung selama hampir lima bulan dan menimbulkan keresahan akibat pencemaran lingkungan serta bau tidak sedap yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Warga Desa Kepur merasa kecewa dengan respons lambat dari pemerintah desa dalam menangani masalah sampah ini. Upaya warga untuk mencari solusi melalui perangkat desa dinilai tidak mendapatkan tanggapan yang memadai.
BACA JUGA: Wabup Lahat Ajak Generasi Muda Jadi Garda Depan Pelestarian Warisan Sejarah
BACA JUGA:Wabup Rohman Tinjau Langsung Kondisi Korban Banjir Tungkal Jaya di Tengah Kemacetan Panjang
"Ini sangat memalukan. Kita sudah berusaha berbicara dengan pemerintah desa, bahkan melakukan konsolidasi dengan warga, tapi tak ada tanggapan yang serius. Sampah terus menumpuk, dan bau busuk ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Padahal, ini adalah jalur utama yang dilalui banyak orang, apalagi desa ini adalah pintu gerbang menuju kawasan lainnya," ungkap Andi Irawan, seorang tokoh pemuda dan pemerhati lingkungan Desa Kepur, Rabu 09 April 2025.
Andi juga menyayangkan kondisi kebersihan di tingkat desa yang kontras dengan penghargaan Adipura yang sering diraih Kabupaten Muara Enim. Ia menyoroti dampak buruk tumpukan sampah terhadap Sungai Lematang, yang merupakan sumber kehidupan penting bagi warga.
"Apa yang dicanangkan pemerintah daerah tentang kebersihan seolah hanya omong kosong. Tumpukan sampah ini mencemari salah satu aset penting desa, yaitu Sungai Lematang. Ini harus segera ditangani," tegasnya.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh warga setempat lainnya. Mereka mengaku telah berulang kali meminta pemerintah desa untuk menyediakan tempat sampah yang memadai agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. Namun, permintaan tersebut belum juga terealisasi.
"Kami tidak tahu harus mengadu ke siapa lagi. Tempat sampah saja tidak ada, apalagi tindakan nyata dari pemerintah desa," ujar seorang ibu rumah tangga yang enggan disebutkan namanya.
Masyarakat Desa Kepur berharap pemerintah desa segera mengambil tindakan nyata untuk mengatasi persoalan sampah ini, termasuk menyediakan fasilitas tempat sampah yang memadai dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
Mereka berharap penghargaan kebersihan yang diraih di tingkat kabupaten juga tercermin pada kondisi kebersihan di tingkat desa.
"Jangan sampai penghargaan kebersihan yang didapat hanya berhenti di tingkat kota, sementara di desa kami, kondisi kebersihan semakin parah," pungkas Andi Irawan, berharap ada langkah konkret dari pihak berwenang untuk mengatasi masalah sampah yang semakin meresahkan ini. (*)