Sejarah Masjid Istiqlal Jakarta, Simbol Toleransi dan Persatuan Bangsa

Masjid Istiqlal Jakarta (ist)--

Penentuan lokasi pembangunan masjid juga melalui beberapa pertimbangan. Wakil Presiden Mohammad Hatta mengusulkan agar masjid dibangun di atas lahan yang sudah ada untuk menghemat biaya pembebasan lahan. 

Namun, Presiden Soekarno memiliki pandangan lain. Beliau memutuskan untuk membangun Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina, yang merupakan bekas benteng Belanda (Benteng Prins Frederik). 

Lokasi ini dipilih karena tepat berseberangan dengan Gereja Katedral Jakarta, sebagai simbol kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.

Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961, bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Acara ini disaksikan oleh ribuan umat Islam. Namun, proses pembangunan masjid ini tidak berjalan mulus. Situasi politik yang kurang kondusif pada awal hingga pertengahan tahun 1960-an, termasuk peristiwa Gerakan 30 September 1965, menyebabkan pembangunan masjid terhenti.

Setelah situasi politik mereda, pada tahun 1966, Menteri Agama KH. Muhammad Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini. Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.

Dengan semangat gotong royong dan dukungan dari berbagai pihak, pembangunan masjid kembali dilanjutkan.

Pembangunan Masjid Istiqlal memakan waktu sekitar 17 tahun. Biaya pembangunannya mencapai sekitar Rp 7 miliar dan US$ 12 juta, yang sebagian besar berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta sumbangan dari masyarakat.

Masjid Istiqlal akhirnya selesai dibangun dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978. Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam.

Bangunan Masjid Istiqlal memiliki arsitektur modern yang megah dengan sentuhan Islami. Beberapa elemen bangunan memiliki makna simbolis yang mendalam:

 * Nama "Istiqlal": Secara harfiah berarti "Kemerdekaan" dalam bahasa Arab, melambangkan rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia.

 * Kubah Utama: Berdiameter 45 meter, melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia, 1945. Di bagian dalam kubah terukir ayat Kursi.

 * 12 Tiang Penyangga Kubah: Melambangkan tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu 12 Rabiul Awal.

 * Menara Tunggal: Setinggi 96,66 meter, melambangkan keesaan Allah SWT dan jumlah ayat dalam Al-Quran. Puncak menara terbuat dari baja seberat 28 ton dengan tinggi 30 meter.

 * Lima Lantai Utama dan Satu Lantai Dasar: Melambangkan Rukun Islam.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan