Jajanan Sekolah Mengintai, Orang Tua Diminta Lebih Waspada Risiko Kesehatan Anak

Ilustrasi anak anak sedang membeli jajanan (foto ist)--
KORANHARIANMUBA.COM,- Perhatian serius kembali tertuju pada kualitas jajanan yang dikonsumsi anak-anak di lingkungan sekolah. Kekhawatiran akan potensi risiko kesehatan jangka panjang akibat kebiasaan membeli jajanan yang kurang sehat semakin meningkat di kalangan orang tua dan ahli kesehatan.
Beragam makanan ringan dengan tampilan menarik, rasa manis atau asin yang kuat, serta kandungan bahan tambahan pangan yang tidak teridentifikasi dengan jelas masih mendominasi pilihan jajanan anak-anak di sekitar sekolah. Padahal, konsumsi rutin makanan-makanan ini menyimpan ancaman bagi kesehatan mereka di masa depan.
BACA JUGA:Jangan Lengah! Teliti Tanggal Kedaluwarsa Kue Kering Sisa Lebaran Demi Kesehatan Anda
"Kita perlu memberikan perhatian lebih pada apa yang dikonsumsi anak-anak kita di sekolah. Kandungan gula, garam, lemak jenuh, serta zat aditif seperti pewarna dan perasa sintetik dalam jajanan tersebut dapat berdampak buruk bagi tumbuh kembang dan kesehatan mereka," tegas Kepala Dinas Kesehatan Muba, dr H Azmi Dariusmansyah MARS, Jumat 11 April 2025.
Beberapa bahaya kesehatan yang mengintai anak-anak akibat kebiasaan mengonsumsi jajanan sekolah yang tidak sehat meliputi:
Kelebihan Berat Badan dan Obesitas: Asupan kalori dan lemak yang tinggi tanpa disertai nutrisi esensial dapat memicu peningkatan berat badan yang tidak sehat.
Masalah Pencernaan: Kandungan bahan tambahan tertentu dalam jajanan berpotensi mengiritasi sistem pencernaan anak, menyebabkan gangguan seperti sakit perut, diare, atau konstipasi.
Gangguan Perilaku dan Konsentrasi: Beberapa penelitian mengindikasikan adanya kaitan antara konsumsi zat aditif tertentu dengan masalah hiperaktivitas dan kesulitan fokus pada anak-anak.
Kerusakan Gigi (Karies): Tingginya kadar gula dalam jajanan manis menjadi makanan utama bakteri di mulut yang menghasilkan asam perusak enamel gigi.
Peningkatan Risiko Penyakit Kronis: Kebiasaan makan tidak sehat sejak usia dini dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit tidak menular seperti diabetes melitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari.
Solusi dan Langkah Proaktif:
Untuk melindungi generasi penerus bangsa dari dampak negatif jajanan tidak sehat di sekolah, langkah-langkah berikut perlu dioptimalkan:
Optimalisasi Bekal Sehat dari Rumah: Orang tua memiliki peran krusial dalam menyediakan makanan dan minuman bergizi sebagai bekal anak ke sekolah.
Pendidikan Gizi Sejak Dini: Mengajarkan anak-anak untuk membuat pilihan makanan yang lebih sehat, termasuk mengenali ciri-ciri jajanan yang kurang baik.
BACA JUGA:Manfaat Luar Biasa Daun Katuk bagi Kesehatan Ibu Hamil
Sinergi Sekolah dan Rumah: Pihak sekolah dapat mengeluarkan regulasi terkait jenis jajanan yang diperbolehkan dan bekerja sama dengan orang tua dalam implementasinya.
Pengawasan dan Pembinaan Pedagang: Dinas Kesehatan setempat perlu secara aktif melakukan pemantauan dan memberikan pembinaan kepada pedagang jajanan di sekitar sekolah.
BACA JUGA:Rahasia Kesehatan dari Kuning Telur, Lebih dari Sekadar Sumber Protein
Inovasi Jajanan Sehat: Mendorong munculnya alternatif jajanan yang lebih sehat, menarik, dan terjangkau di lingkungan sekolah.
Dengan kesadaran yang meningkat dan tindakan kolektif dari berbagai pihak, diharapkan anak-anak Indonesia dapat tumbuh sehat dan terhindar dari berbagai risiko penyakit akibat jajanan yang tidak sehat. (*)