Mitos vs Fakta, Mengungkap Kebenaran di Balik Tembok Besar China

--
KORANHARIANMUBA.COM- Tembok Besar China, atau yang dalam bahasa Mandarin disebut 万里长城 (Wànlǐ Chángchéng) yang berarti "Tembok Panjang Sepuluh Ribu Li", adalah salah satu struktur buatan manusia terpanjang dan paling megah di dunia.
Lebih dari sekadar benteng pertahanan, tembok ini merupakan saksi bisu perjalanan panjang peradaban Tiongkok, mencerminkan ambisi, kekuatan, dan ketahanan bangsa.
Dengan sejarah pembangunan yang membentang selama berabad-abad dan melintasi berbagai dinasti, Tembok Besar telah menjadi simbol ikonik negara Tiongkok dan daya tarik wisata yang mendunia.
Pembangunan Tembok Besar tidak terjadi dalam satu periode waktu, melainkan merupakan akumulasi proyek pembangunan tembok pertahanan yang dilakukan oleh berbagai negara bagian dan dinasti selama lebih dari 2.000 tahun.
BACA JUGA:Arab Saudi Tambah 1% Kuota Petugas Haji untuk Indonesia, Ini Dampaknya
BACA JUGA:Tak Disangka, Ilalang Bisa Jadi Obat Alami untuk Panas Dalam hingga ISK
Periode Negara-Negara Berperang (abad ke-7 hingga 221 SM): Awal mula pembangunan tembok dapat ditelusuri hingga abad ke-7 SM, ketika negara-negara bagian seperti Chu, Qi, Yan, Wei, Zhao, dan Qin membangun tembok pertahanan untuk melindungi wilayah mereka dari serangan suku-suku nomaden dari utara. Tembok-tembok pada masa ini umumnya dibangun dari tanah yang dipadatkan dan batu.
--
Dinasti Qin (221-206 SM): Setelah menyatukan Tiongkok, Kaisar Qin Shi Huang memiliki gagasan untuk menghubungkan dan memperpanjang tembok-tembok pertahanan yang telah ada di wilayah utara. Jenderal Meng Tian ditugaskan untuk memimpin proyek ambisius ini, melibatkan ratusan ribu pekerja paksa, termasuk petani, tentara, dan narapidana.
Tujuan utama pembangunan pada masa ini adalah untuk mencegah invasi dari suku Xiongnu (Hun) di utara. Tembok Qin membentang lebih dari 5.000 kilometer, meskipun sebagian besar kini telah hancur.
Dinasti Han (206 SM - 220 M): Dinasti Han melanjutkan pembangunan dan perluasan Tembok Besar, terutama ke arah barat untuk melindungi Jalur Sutra, jalur perdagangan penting yang menghubungkan Tiongkok dengan dunia Barat. Sistem menara pengawas dan benteng pertahanan juga diperkuat pada masa ini.
BACA JUGA:Mengungkap Manfaat Mengkudu, Buah Berbau Menyengat dengan Segudang Khasiat
BACA JUGA:Benarkah Bawang Putih Panggang Mujarab Sehatkan Tubuh? Ini Analisis Faktanya!
Periode Sui, Tang, dan Lima Dinasti (581-960 M): Pada periode ini, pembangunan Tembok Besar relatif menurun karena fokus pemerintah lebih kepada stabilitas internal dan ekspansi wilayah ke arah lain.