King Argentine Dekatkan Indonesia pada Sejarah Triple Crown Ketiga

King Argentine Dekatkan Indonesia pada Sejarah Triple Crown Ketiga--

KORANHARIANMUBA.COM – Sejarah besar berpotensi tercipta dalam dunia pacuan kuda Indonesia. Kuda pacu King Argentine membuka peluang menjadi kuda ketiga dalam sejarah yang menyandang gelar Triple Crown Indonesia, setelah memenangi dua seri awal ajang Indonesia’s Horse Racing (IHR)-Triple Crown 2025.

Seri pertama digelar pada April dengan jarak 1.200 meter, diikuti kemenangan pada seri kedua Mei sejauh 1.600 meter. Kini, mata publik tertuju pada Indonesia Derby yang akan dihelat 27 Juli mendatang di lintasan Pulomas, Jakarta, sejauh 2.000 meter.

Triple Crown adalah gelar bergengsi yang hanya dapat diraih seekor kuda pacu berusia tiga tahun jika berhasil memenangkan tiga seri balapan utama dalam satu musim. Di Indonesia, gelar ini sangat langka. Sejak pertama kali diadakan, hanya dua kuda berhasil meraihnya: Manik Trisula pada 2002 dan Djohar Manik pada 2014.

"Triple Crown Indonesia bukan sekadar soal kecepatan, tapi konsistensi dan daya tahan luar biasa. Sejauh ini, hanya dua kuda dalam lebih dari dua dekade yang berhasil menyapunya," ujar Ketua Komisi Pacu PP PORDASI, Ir. H. Munawir, dalam rilis resmi.

BACA JUGA:Inilah Wujud Nyata Gotong Royong: Pos BKPM Swadaya Masyarakat Diresmikan Kapolres Muba

BACA JUGA:Empat Objek Cagar Budaya di Muba Segera Ditetapkan, Demi Lindungi Warisan Sejarah

Triple Crown menjadi simbol supremasi dalam pacuan kuda dunia. Di Amerika Serikat, gelar ini hanya diberikan kepada kuda yang menjuarai tiga balapan legendaris: Kentucky Derby, Preakness Stakes, dan Belmont Stakes. Hanya 13 kuda dalam lebih dari satu abad berhasil mencapainya.

Inggris mencatat 15 peraih Triple Crown sejak abad ke-19, terakhir oleh Nijinsky pada 1970. Jepang mencatat delapan kuda jantan dan beberapa kuda betina yang berhasil menjuarai versi mereka. Sementara di Australia dan Hong Kong, gelar ini bak mitos yang sangat sulit ditaklukkan.

Indonesia juga menghadirkan tantangan tersendiri. “Format Triple Crown kita disesuaikan dengan kondisi fisik dan daya tahan kuda lokal. Derby kita maksimal 2.000 meter, realistis agar tidak membebani kuda,” jelas Munawir.

Meski demikian, hanya segelintir kuda yang pernah nyaris menyentuh sejarah. Nama-nama seperti King Master (2006), King Runny Star (2015), Nara Asmara (2016), dan Queen Thalassa (2019), semuanya pernah memenangkan dua seri, namun gagal di Derby.

BACA JUGA:Dukcapil Muba Jemput Bola, Rekam Biometrik Lansia di Linggosari Sungai Lilin

BACA JUGA:Bupati Muba Sambut Audiensi Gapensi, Siap Bersinergi Dorong Percepatan Pembangunan Daerah

Kini, harapan baru kembali hidup lewat King Argentine. Jika mampu menaklukkan lintasan Derby akhir Juli nanti, King Argentine akan menyamai legenda, dan mencetak sejarah sebagai peraih Triple Crown ketiga Indonesia.

“Artinya seekor kuda hanya punya satu kali peluang seumur hidup. Dan King Argentine ada di ambang sejarah,” kata Munawir. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan