Mengenal TPST Bantar Gebang, Tempat Pembuangam Sampah Terbesar se-Indonesia

TPST Bantar Gebang, Lokasi Pembuangan Sampah Terbesar se-Indonesia--

KORANHARIANMUBA.COM- Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang tak ubahnya jantung yang memompa sisa kehidupan Ibu Kota, DKI Jakarta. Berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, fasilitas seluas sekitar 110 hektar ini telah menjadi saksi bisu sekaligus solusi utama bagi masalah sampah Jakarta yang kian menggunung. 

Sejak beroperasi pada tahun 1989, Bantar Gebang telah melalui evolusi signifikan dari sekadar tempat pembuangan akhir (TPA) konvensional menjadi TPST, sebuah indikasi ambisi untuk mengelola sampah secara lebih komprehensif. 

Perubahan paling krusial terjadi pada tahun 2016 ketika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil alih penuh pengelolaannya dari pihak swasta, sebuah langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan mengatasi berbagai persoalan lingkungan serta sosial yang tak kunjung usai.

Setiap harinya, Bantar Gebang menerima asupan 7.000 hingga 7.500 ton sampah dari Jakarta, menjadikannya salah satu TPA terbesar di dunia dengan gunungan sampah yang menjulang tinggi. 

BACA JUGA:Kupas Tuntas Manfaat Rutin Konsumsi Lemon bagi Tubuh

BACA JUGA:Mengenal Narwhal, Paus Bergading dari Kutub Utara

Volume masif ini memicu serangkaian tantangan yang mendesak. Pertama, overload kapasitas menjadi isu kronis; meskipun berstatus TPST, mayoritas sampah masih berakhir di zona penimbunan atau landfill karena keterbatasan teknologi dan infrastruktur pengolahan, menyebabkan kapasitas lahan semakin menipis. 

Kedua, dampak lingkungan yang ditimbulkan sangatlah nyata dan memberatkan. Bau menyengat yang terbawa angin hingga bermil-mil jauhnya, pencemaran air lindi (leachate) yang berpotensi meresap ke air tanah dan mencemari ekosistem, serta emisi gas metana (CH4) sebagai gas rumah kaca kuat, adalah persoalan serius yang tak henti-hentinya menghantui warga sekitar. 

Ketiga, isu sosial juga tak terhindarkan; ribuan pemulung menggantungkan hidupnya dari tumpukan sampah di Bantar Gebang, menciptakan dinamika sosial yang kompleks, sementara protes dari warga sekitar terkait dampak lingkungan kerap mencuat, menuntut kompensasi dan penanganan yang lebih manusiawi.

Di tengah deru tantangan, berbagai upaya dan inovasi terus digulirkan untuk mengelola TPST Bantar Gebang secara lebih bertanggung jawab. Salah satu langkah signifikan adalah pemanfaatan gas metana yang dihasilkan dari dekomposisi sampah sebagai sumber energi listrik, sebuah inisiatif ganda yang mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus menghasilkan energi terbarukan. 

BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Pesut Mahakam, Mamalia Air Tawar yang Terancam Punah

BACA JUGA:Ayam Cemani, Ras Ayam Eksotis Indonesia yang Diburu Kolektor Dunia

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) juga menjadi fokus utama, di mana sampah diubah menjadi energi listrik melalui teknologi termal (insinerasi) atau lainnya, diharapkan dapat secara drastis mengurangi volume sampah dan menyediakan energi bersih. 

Tak kalah penting, sistem pengolahan air lindi (leachate treatment) terus diperbaiki dan dikembangkan untuk memastikan limbah cair yang keluar tidak mencemari lingkungan. Di samping itu, edukasi dan pemilahan sampah dari sumbernya di Jakarta terus digalakkan, meskipun tantangan di hilir masih besar, pemilahan sampah organik dan anorganik sangat krusial untuk meringankan beban TPST dan memfasilitasi proses daur ulang. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan