Barter Barang Bekas Menjadi Barang Baru, Sistem Ini Masih Berlaku di Sanga Desa

BARANG BEKAS, Tukar barang bekas di Sanga Desa (Foto Reno).--

HARIANMUBA.BACAKORAN.CO - Siapa sangka di dekade kedua abad 21 ini ternyata masih ada transaksi ekonomi dengan cara Barter atau Tukar Barang. 

Transaksi yang lumrah terjadi sebelum munculnya mata uang kartal ini, salah satunya masih digeluti oleh Kancil (46) warga kecamatan Babat Toman. 

Ia rutin berkeliling di kecamatan Sanga Desa dan Babat Toman guna mengumpulkan barang-barang bekas dengan cara di tukar perlatan rumah tangga seperti gelas, mangkok,  kuali, dan panci.

Pria Asli Cirebon ini sudah 20 tahun lebih menggeluti profesi sebagai pengepul barang bekas dengan cara barter ini. 

BACA JUGA:Saat Melintas, Para Petani Merasa Terganggu, Ternyata oleh Ini Penyebabnya

BACA JUGA:Ini Caranya Mengatasi Penyebab Penderita Asma Sulit Tidur

"Sudah lama, sudah lama sekali mungkin lebih kalau dua puluh tahun.  Awalnya saya bekerja di Jawa namun coba-coba untuk merantau ke daerah sini, nanti barang-barang bekas yang terkumpup juga akan dikirm ke jawa." ungkapnya saat diwawancarai, HARIANMUBA.BACAKORAN.CO, Senin 19 Februari 2024. 

Menurutnya dibanding membeli barang bekas dengan cara ditimbang, cara barter ini lebih menguntungkan.  Keuntungannya pun bisa dua kali lipat dari pada membeli barang bekas kiloan. 

"Ya kalau ditukar itu bisa dua kali lipat untungnya. Pertama kita untung dari beli barang-barang rumah tangga yang cukup murah kalau dalam jumlah besar.  Kedua kita tidak perlu repot-repot bayar tmbarang bekas sesuai harga pasaran perkilonya. Asal suka sama suka ya kita tukar,  kalau tidak mau juga bisa kita timbang saja." terangnya.

Dari hasil mengepul barang bekas dengam cara barter ini ia dan rekannya bisa memperoleh omset belasan juta perbulannya. 

"Kalau omset ya sekitar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta sebulan. Itu kotornya,  belum dipotong makan,  sewa rumah,  serta biaya pengiriman barang.  Ya cukuplah kalau untuk makan pendapatan bersihnya." terang pria berkumis ini.

Bambang (34) warga kelurahan Ngulak 1 mengaku lebih untung jika barang-barang bekas yang ia miliki di jual dengan cara barter seperti ini. 

"lebih untung kalau di tukar seperti ini, bisa langsung dapat barang.  Dari pada di kilo paling hanya dapat uang seribu dua ribu, kalau dijadikan barang seperti ini kan bisa dipakai nya lama,” ujarnya (*) 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan