Jualan Khas Tahu Sumedang, Tengah Meradang, Sepi Pembeli
TAHU SUMEDANG, Pedagang Tahu Sumedang di Kecamatan Sanga Desa (Foto Reno).--
SANGA DESA, HARIANMUBA.BACAKORAN.CO – Tahu Sumedang, siapa yang tidak mengenal penganan khas ini? Meski sudah terhitung jarang, ternyata masih ada beberapa orang yang menjalani profesi sebagai pedagang Tahu Sumedang keliling.
Misalnya Oko (50) pedagang Tahu Sumedang asal Lubuk Linggau yang sempat dibincangi wartawan koran ini di pasar Kalangan Terusan Minggu 10 Maret 2024. Dari hasil berdagang Tahu Sumedang ini ia bisa memperoleh omset hingga Rp 150 setiap harinya.
“Sudah 25 tahun saya jualan Tahu Sumedang ini. Sudah kemana-mana saya jualan, pernah di Bekasi, Bogor, bahkan pernah juga beberapa tahun di Bali, dan 5 tahun terakhir ini mencoba peruntungan di daerah Lubuklinggau,” jelasnya.
Dari satu kali berjualan ia pun bisa memperoleh omset hingga Rp 400 ribu, jika seluruh dagangannya habis terjual.
BACA JUGA:Bupati Ogan Ilir Terima Penghargaan IMI Award!
BACA JUGA:Hari Pertama Puasa, Warga Kelurahan Sungai Lilin Khawatir Air Masuk Dalam Rumah
“Kalau habis semua itu bisa dapat uang sekitar Rp 400 ribu itu masih belum dipotong modal tahu, ongkos, dan uang makan. Beberapa tahun ini terasa sepi sekali jualannya, sering tidak habis tahu yang dibawa. Kalau tidak habis terpaksa dimakan sendiri, dan dibagikan tetangga, karena tidak bisa dijual kembali.” ungkapnya.
Menurutnya sepinya pembeli ini mulai ia rasakan sejak merosotnya harga komoditi karet sekitar tahun 2010 yang lalu.
“Yang paling ramai itu saat harga karet mencapai Rp 20 ribu sekilo pada tahun 2008 dan 2009. Setelah tahun tersebut mulai sepi jualan. Saya harap saja harga karet kembali naik sehingga kami para pedagang bisa ramai lagi pembeli.” harapnya. (*)