Hikmah Dirahasiakannya Malam Lailatul Qadar

Foto Ilustrasi. (Sumber Istockphoto.com)--

HARIANMUBA.BACAKORAN.CO - Berbagai keistimewaan di bulan Ramadhan telah Allah anugerahkan. Mulai dari ampunan dosa, dilipatgandakan pahala, diturunkannya Al-Qur'an, dan masih banyak lagi. Termasuk sederet keistimewaan itu adalah malam Lailatul Qadar

Dilansir NU Online Malam yang menurut Muhyiddin Ibnu Arabi dalam Ahkamul Qur'an-nya, sebagai kado istimewa bagi umat Nabi Muhammad yang nilainya tidak tertandingi oleh apapun (Lihat Ahkamul Qur’an li Ibni ‘Arabi, juz 4, hal. 428)

Dalam satu hadits terkait malam Lailatul Qadar, Rasulullah saw bersabda,

 إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ وَلاَ يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلاَّ  

BACA JUGA:Meriahkan Idul Fitri, Pemkab Muba Adakan Lomba Pawai Takbiran, Ayo Ikut dan Menangkan Hadiahnya!

BACA JUGA:Kejam! Pria di Muba Dibakar dan Dikubur Hidup-hidup, Keluarga Minta Proses Hukum Dipercepat

Artinya, "Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) telah datang kepada kalian. Padanya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang terhalangi darinya, sungguh ia telah terhalangi dari semua kebaikan. Dan tidak ada yang terhalangi (darinya), kecuali orang yang memang terhalangi dari kebaikan).”

Dari hadits di atas, Syekh Mala Ali al-Qari (w. 1014 H) menjelaskan bahwa orang yang terhalangi untuk melakukan kebaikan pada malam Lailatul Qadar, tidak akan mampu melakukan ibadah dan kebaikan-kebaikan di dalamnya. 

(Lihat Mirqatul Mafatih, Juz 4, hal. 369) Ada banyak sekali hadits-hadits Nabi yang menjelaskan keagungan dan keutamaan malam Lailatul Qadar. Rasanya tidak cukup jika penulis sebutkan satu persatu di tulisan yang singkat ini.

Terkait ketetapan malam Lailatul Qadar, terjadi perbedaan pendapat. Ada banyak sekali pendapat tentangnya. Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 1449 M) dalam Fathul Bari menghimpun sebanyak kurang lebih 45 pendapat. Hanya saja, menurut Ibnu Hajar, pendapat yang paling unggul adalah yang mengatakan terjadi pada tanggal-tanggal ganjil.

BACA JUGA:Ditargetkan Selesai H-7 Idulfitri 1445 H, Perbaikan Jalan Ruas Tol Kayuangung-Palembang

BACA JUGA:Pj Gubernur Agus Fatoni Ikuti Paripurna Perubahan dan Penambahan Propemperda Inisiatif DPRD

Lebih spesifik lagi, Imam Syafi'i mengatakan bahwa tanggal 21 dan 23 Ramadhan yang paling potensial. 

Lain lagi dengan pendapat mayoritas ulama yang mengatakan malam tanggal 27 Ramadhan. Pendapat yang terakhir ini juga didukung oleh Syekh Nidzamuddin an-Naisaburi dalam Graraib al-Qur’an wa Raghaib al-Furqan. (Lihat Fathul Bari, juz 5, hal. 569)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan