Hikmah Dua Fase Diturunkannya Al-Qur’an
Foto Ilustrasi. (Sumber Istockphoto.com)--
قِيلَ السِّرُّ فِي إِنْزَالِهِ جُمْلَةً إِلَى السَّمَاءِ تَفْخِيمُ أَمْرِهِ وَأَمْرِ مَنْ نَزَلَ عَلَيْهِ وَذَلِكَ بِإِعْلَامِ سُكَّانِ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ أَنَّ هَذَا آخِرُ الْكُتُبِ الْمُنَزَّلَةِ عَلَى خَاتَمِ الرُّسُلِ لِأَشْرَفِ الْأُمَمِ
Artinya: “Dikatakan rahasia turunnya Al-Qur’an dengan sekaligus ke langit dunia untuk menunjukkan agungnya Al-Qur’an dan nabi yang menerima Al-Qur’an (Nabi Muhammad). Hal tersebut dengan cara mengabarkan kepada para penduduk langit ketujuh bahwa Al-Qur’an ini adalah kitab terakhir yang turun kepada penutup para rasul untuk disampaikan kepada umat paling mulia” (As-Suyuthi, Al-Itqan fi ‘Ulumil Qur’an, [Kairo: Haiah Al-Misriyyah, 1974], Juz I, halaman 149)
BACA JUGA:Manggis: Si Ungu Kaya Manfaat yang Wajib Anda Coba!
BACA JUGA:Ini Atlet Pevoli Termahal di Musim Proliga 2024
Dua keistimewaan tersebut menjadikan Al-Qur’an turun sekaligus ke langit dunia, tidak secara bertahap. Hal ini juga yang membedakan Al-Qur’an daripada kitab-kitab sebelumnya. Posisinya sebagai kitab terakhir dan nabi yang menerima mandat risalah tersebut juga merupakan nabi terakhir menjadikan fase ini menyimpan hikmah yang besar.
Selain itu, fase pertama ini tidak berkaitan sedikit pun dengan permasalahan hukum. Karena memang peruntukkannya pada penduduk langit bukan penduduk bumi. Artinya, tujuannya adalah menerangkan kemuliaan dan keutamaan umat Islam yang menerima kitab Al-Qur’an kepada mereka. Berbeda dengan kitab suci sebelumnya di mana penurunannya sekaligus juga disertai dengan taklif kepada umatnya.
وَهَذَا النُّزُوْلُ الْجُمَلِيّ لَا تَتَعَلَّقُ بِهِ أَحْكَامُ سِوَى بَيَانِ شَرَفِ هَذِهِ الْأُمَّةِ وَفَضْلِهَا؛ إِذْ نُزُوْلُهُ بِهَذِهِ الصِّفَةِ دُوْنَ غَيْرِهِ مِنَ الْكُتُبِ إِيْذَانٌ بِتَمَيُّزِهَا عَنْ غَيْرِهَا
Artinya; “Turunnya sekaligus tidak berkaitan dengan hukum-hukum kecuali menjelaskan keutamaan dan keunggulan umat Islam, karenanya fase ini mengabarkan perbedaan Al-Qur’an dengan kitab-kitab selainnya.” (Musa’id Sulaiman At-Thayyar, Al-Muharrar fi ‘Ulumil Qur’an, [T.tp: Tp, 2008] Cet. II, halaman 74)
BACA JUGA:Wow! Pesepakbola Terbaik Dunia Sepanjang Masa, Ronaldo Menuju 1000 Gol
BACA JUGA:Kreative! Inilah Lukisan Patung 3 Demensi, Bisa Untuk Souvenir
Hikmah Fase Kedua Fase kedua, turunnya Al-Qur’an secara bertahap atau berangsur-angsur. Fase ini merupakan kelanjutan dari fase pertama.
Sebelumnya, Al-Qur’an sudah berada di langit dunia kemudian dibawa oleh Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad secara berangsur-angsur.
Pada fase ini, sebagian dari ayat dan surat Al-Qur’an turun sesuai dengan peristiwa yang sedang dialami oleh Nabi Muhammad. Adakalanya Nabi menerima beragam pertanyaan yang beliau sendiri belum menemukan jawabannya, ada pula Nabi mendapat ujian dan celaan dari para penentang dakwahnya sehingga turunlah ayat atau surat untuk menghibur hatinya.
Ali As-Shabuni menyebutkan setidaknya ada enam hikmah dalam fase penurunan secara bertahap. Keenam hikmah tersebut sekaligus menjadi ciri khas yang membedakannya dengan kitab-kitab para nabi sebelumnya.
أَوَّلاً: تَثْبِيْتُ قَلْبِ النَّبِيِّ أَمَامَ أَذَى الْمُشْرِكِيْنَ ثَانِيًا: تَلَطُّفٌ بِالنَّبِيِّ عِنْدَ نُزُوْلِ الْوًحْيِ .ثَالِثًا: التَّدَرُّجُ فِيْ تَشْرِيْعِ الْأَحْكَامِ السَّمَاوِيَةِ. رَابِعًا: تَسْهِيْلُ حِفْظِ الْقُرْآنِيّ وَفَهْمِهِ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ .خَامِسًا: وَسَايِرُهُ الْحَوَادِثِ وَالْوَقَائِعِ, ,وَالتَّنْبِيْهُ عَلَيْهَا فِيْ حِيْنِهَا. سَادِسًا: الْإِرْشَادُ إِلَى مَصْدَرِ ألقُرْآنٍ وَأَنَّهُ تَنْزِيْلُ الْحَكِيْمِ الْحَمِيْدِ