Hikmah Dua Fase Diturunkannya Al-Qur’an

Foto Ilustrasi. (Sumber Istockphoto.com)--

HARIANMUBA.BACAKORAN.CO - Al-Qur’an yang menjadi kitab suci umat Islam memiliki sebuah perjalanan historis yang menarik. 

Dalam proses turunnya Al-Qur’an, ada ukiran sejarah yang cukup panjang hingga sampai kepada Nabi Muhammad.   

Mayoritas ulama sepakat bahwa turunnya Al-Qur’an ditempuh melalui dua fase. Fase pertama, Al-Qur’an turun secara utuh dari Lauh Mahfudz ke langit dunia (nuzulul jumali). 

Sedangkan fase kedua, turun secara bertahap dari langit dunia kepada Nabi Muhammad (nuzulul mufarraq). 

BACA JUGA:Terjebak Kemacetan 12 Jam, Para Supir dan Penumpang Hanya Bisa Pasrah, Petugas Lakukan Buka Tutup Jalan

BACA JUGA:Tinjau Pos Pengamanan Lebaran, Forkopimcam Bayung Lencir Bukber dan Serahkan Bingkisan ke Petugas 

Mengenai cara turunnya Al-Qur’an dari Lauh Mahfudz ke langit dunia terdapat ragam pendapat di kalangan ulama. Pembahasan kali ini tidak akan menyinggung ragam pendapat tersebut melainkan akan mencoba mengungkap hikmah yang terkandung di balik dua fase tersebut.

Hikmah Fase Pertama Pada fase pertama Al-Qur’an turun dengan sekaligus dari Lauh Mahfudz ke Baitul ‘Izzah atau langit dunia. 

Peristiwa ini terjadi di bulan Ramadan, tepatnya pada malam Lailatul Qadar. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ   

BACA JUGA:Data Notaris di Provinsi 17 Kabupaten dan Kota Diperbarui, Ini Alasan Kemenkumham Provinsi Sumsel

BACA JUGA:Penyegaran Organisasi, Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Lantik Pejabat Eselon II

Artinya: “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an.” 

Para ulama kemudian mencoba menelusuri jejak hikmah dari fase ini. Misalnya, As-Suyuthi dalam kitabnya Al-Itqan menjelaskan, hikmah pada fase ini adalah menunjukkan tentang keistimewaan dan keagungan Al-Qur’an dan Nabi Muhammad.  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan