Stok Melimpah, Harga Petai di Sanga Desa Masih Tinggi

Stok Melimpah, Harga Petai di Sanga Desa Masih Tinggi (Foto Reno).--

HARIANMUBA.BACAKORAN.CO – Meski saat ini tengah memasuki musim panen, harga petai di wilayah Sanga Desa masih tergolong tinggi. Meskipun stok petai cukup melimpah di pasaran, harga per ikatnya masih berkisar antara Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu, tergantung dari ukuran dan kualitas petai yang dijual. 

Di pasar Kalangan Kemang pada Senin 16 September 2024, pedagang petai tetap laris diserbu pembeli, meski harga tidak mengalami penurunan yang signifikan.

Edi (39), salah seorang pedagang petai asal Desa Kemang, Kecamatan Sanga Desa, mengungkapkan bahwa tingginya harga petai ini disebabkan oleh stok petai yang sebagian besar berasal dari luar wilayah.

"Harga saat ini berkisar antara Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per ikat, tergantung ukuran. Saya jual Rp 15 ribu per ikat, kalau beli dua ikat bisa saya kasih diskon jadi Rp 28 ribu," jelas Edi.

BACA JUGA:Hadiri Tablig Akbar di Sungai Lilin, Bakal Calon Bupati Hj Lucianty Paparkan Program Pro Rakyat

BACA JUGA:Jelang Penetapan KPU Muba, Hj Lucianty – H Syaparuddin Mohon Dukungan dan Doanya

Edi menambahkan bahwa harga normal petai biasanya berada di kisaran Rp 10 ribu per ikat, namun karena sebagian besar petai yang ada di pasar diambil dari kecamatan lain seperti Plakat Tinggi, Babat Toman, dan Sekayu, harga pun sedikit lebih mahal.

Selain itu, di Sanga Desa sendiri, jumlah pohon petai sudah berkurang karena banyak yang ditebang akibat pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit.

"Petai yang saya jual ini berasal dari daerah Talang, Desa Kemang. Di Sanga Desa sendiri, petai semakin langka karena banyak pohon yang ditebang untuk pembukaan lahan sawit," tambahnya.

Edi yang juga berjualan keliling menggunakan sepeda motor, menyebutkan bahwa dari penjualan petai ini, ia bisa memperoleh penghasilan kotor hingga Rp 500 ribu sehari, tergantung banyaknya permintaan dan kondisi pasar.

Sementara itu, Sumini, warga Desa Kemang yang juga menjadi pembeli di lapak Edi, mengaku sangat gemar mengonsumsi petai meskipun harganya sedang tinggi.

"Saya hobi sekali makan petai, meskipun harganya mahal, saya tetap beli karena kalau makan dengan lalapan petai, bisa lebih lahap. Di pedagang keliling biasanya harganya lebih mahal, bisa Rp 20 ribu per ikat," ujar Sumini.

Tingginya harga petai tidak menyurutkan minat masyarakat untuk membelinya, terutama bagi penggemar lalapan petai yang tetap setia mengonsumsi sayuran beraroma khas ini.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan