Ekstrak Limbah Gambir, Menjadikan Batik Gambo Muba Mendunia, Hasilkan ‘Cuan’
Esktark Limbah Gambir yang menjadikan batik Gambo Muba ikut diajang internasiona (Foto Reno)--
SEKAYU, HARIANMUBA.BACAKORAN. CO -Batik Gambo Muba, batik khas Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, semakin dikenal luas di kancah internasional.
Batik ini terbuat dari ekstrak limbah gambir, yang merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Muba.
Gambir merupakan tanaman yang hanya ada di Desa Toman, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), berjarak 20 Kilometer dari ibu Kota Sekayu.
Tanaman ini menghasilkan getah yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, termasuk sebagai pewarna kain.
Batik Gambo Muba pertama kali diperkenalkan oleh Ketua TP PKK Kabupaten Muba, Thia Yufada Dodi Reza.
Thia yang juga merupakan seorang desainer batik, terinspirasi untuk membuat batik dari limbah gambir.
"Saya ingin memanfaatkan limbah gambir yang selama ini dianggap tidak berguna. Saya ingin menjadikannya sebagai produk bernilai ekonomis," PJ Ketua TP PKK Muba Hj Asna Aini Apriyadi.
Saat ini, Asna Aini bersama para perajin batik di Kabupaten Muba mulai mengembangkan Batik Gambo Muba.
Mereka menggunakan ekstrak limbah gambir sebagai pewarna kain.
Warna yang dihasilkan dari ekstrak limbah gambir cukup beragam, mulai dari merah, kuning, hingga cokelat.
Warna-warna ini memiliki corak khas yang indah dan unik.
Batik Gambo Muba mulai dikenal luas setelah dikenakan oleh Jihane Almira Chedid, wakil Indonesia di ajang Miss Supranational 2021.
Batik ini juga sempat dipamerkan di berbagai pameran batik internasional.
Kini, Batik Gambo Muba telah menjadi salah satu ikon Kabupaten Muba.
Batik ini menjadi kebanggaan masyarakat Muba dan menjadi salah satu produk unggulan daerah.
Batik Gambo Muba
Batik Gambo Muba memiliki berbagai keunggulan.
Selain memiliki motif yang indah dan unik, batik ini juga memiliki nilai tambah dari segi ekologis.
Ekstrak limbah gambir yang digunakan sebagai pewarna kain merupakan bahan alami yang ramah lingkungan.
Batik Gambo Muba juga tidak menghasilkan limbah kimia, sehingga lebih aman bagi kesehatan.
Batik Gambo Muba memiliki potensi besar untuk menjadi produk unggulan ekspor.
Batik ini memiliki daya tarik tersendiri bagi pasar internasional, terutama karena motifnya yang unik dan bahannya yang alami.
Pemerintah Kabupaten Muba terus berupaya untuk mengembangkan Batik Gambo Muba.
Pemerintah memberikan berbagai dukungan, seperti pelatihan bagi perajin batik dan promosi produk.
Pemerintah juga mendorong agar Batik Gambo Muba dapat digunakan dalam berbagai kegiatan formal dan informal, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, Batik Gambo Muba diharapkan dapat semakin dikenal luas di kancah internasional dan menjadi salah satu produk kebanggaan Indonesia.
BACA JUGA:Ekstrak Limbah Gambir, Kunci Inovasi dalam Dunia Batik Gambo yang Ramah Lingkungan
Sentuhan Ramah Lingkungan pada Batik Gambo
Penggunaan ekstrak limbah gambir dalam batik Gambo bukan hanya tentang menciptakan karya seni yang indah.
Tapi, juga memberikan dampak positif pada lingkungan.
Limbah gambir, yang sebelumnya seringkali dianggap sebagai masalah lingkungan.
Kini, menjadi bahan baku yang membantu mengurangi jejak karbon dan limbah dalam proses pembuatan batik.
BACA JUGA:5 Destinasi Menarik di Kota Sekayu, Salahsatunya Diambil Nama Seorang Warga Negara Amerika
Warna Alami dan Tahan Lama
Ekstrak limbah gambir menawarkan palet warna alami yang kaya dan tahan lama.
Menjadi alternatif yang menarik untuk pewarna sintetis yang tidak dapat merusak lingkungan.
Para pengrajin batik Gambo menemukan bahwa ekstrak gambir memberikan keunikan pada warna dan meningkatkan daya tahan pewarnaan pada kain.
Bahkan, menciptakan batik yang tidak hanya cantik tetapi juga ramah lingkungan.
BACA JUGA:Dulu Ekstrak Limbah Gambir Terbuang, Sekarang Bisa Hasilkan Cuan yang Menjanjikan
Respons Positif dari Pasar
Pasar telah memberikan respons positif terhadap batik Gambo yang dihasilkan dengan ekstrak limbah gambir.
Konsumen yang semakin sadar lingkungan cenderung memilih produk-produk yang memiliki nilai tambah dari segi keberlanjutan.
Inovasi ini dapat menjadi daya tarik utama bagi mereka yang ingin mendukung seni tradisional sambil menjaga keberlanjutan lingkungan. (*)