Hal ini menjadikan AFC sebagai federasi sepak bola dunia pertama yang menggunakan sistem ini dalam turnamen tim nasional putra benua.
BACA JUGA:Dana Hibah KONI Sumatera Selatan, Ternyata Tidak Ada Laporan Pertanggung Jawaban saat Pencarian
BACA JUGA:Pemilu 2024, Sekda Sumatera Selatan Ingatkan Seluruh ASN Menjaga Netralitas
Sistem SAOT kini akan menggunakan 12 kamera khusus yang dipasang di titik-titik strategis untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai posisi pemain dan bola di lapangan.
Artinya, bagian tubuh yang dianggap offside bisa terlihat dengan kamera khusus ini.
Saat terjadi peristiwa offside, teknologi SAOT membantu memberikan sudut pandang yang lebih akurat untuk tampilan gambar tiga dimensi.
Gambar 3D akan diproyeksikan pada layar besar di tribun stadion dan siaran TV. Sehingga penonton bisa memperhatikan proses pengambilan keputusan wasit.
BACA JUGA:Menpora Dito Ariotedjo Mendapat Sambutan Hangat dari KJRI Frankfurt
BACA JUGA:Ajak Masyarakat Jaga Kekompakan
Sebagai informasi, SAOT merupakan teknologi yang menggunakan 12 kamera khusus untuk memantau posisi bola dan pemain di lapangan.
Teknologi ini dapat mengukur secara akurat posisi lengan dan berbagai bagian tubuh lainnya, sehingga dapat mempengaruhi apakah seorang pemain berada dalam posisi offside.
AFC menyatakan bahwa sistem SAOT sesuai dengan standar FIFA yang disetujui oleh IFAB. Teknologi ini dimaksudkan untuk membantu wasit mengambil keputusan yang lebih baik.
Dikutip dari situs FIFA, sebuah sistem sensor yang dipasang pada bola dapat menghasilkan peringatan.
BACA JUGA:Pelanggan Kembali Ramai
BACA JUGA:Grebek Gudang Pemalsuan BBM Solar
Jadi bukan hanya pergerakan pemain saja yang diawasi secara teknis.