BACA JUGA:Sinergitas Pemprov Sumsel Bersama BNNP Sumsel Akan Berantas Narkoba
Dengan merek Laris, Selancar, Patin dan Indomaret. Sedangkan merek lain tidak ada. Itupun beras kemasan yang dijual juga merupakan kemasan 5 Kg saja. Sedangkan untuk beras kemasan 10 Kg dan 20 Kg tidak ada.
"Sampai saat ini pihak kami tidak mengetahui kapan beras kemasan akan masuk kembali," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Ogan Komering ilir (OKI) H Alamsyah, melalui sekretaris, Septariadi SE, mengatakan, memang benar harga beras mahal dan sudah terjadi sejak tahun 2023 lalu.
Dimana beras mahal ini terjadi disemua Kabupaten/Kota dan Provinsi di Indonesia. Jadi bukan hanya di Kabupaten OKI. Termasuk juga saat ini beras langka di pasaran serta rupanya juga di sejumlah minimarket.
BACA JUGA:Camat Sanga Desa : Berharap Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Berjalan Aman
Mengenai komoditi beras ini yang harganya mahal dan terus naik serta juga ada kelangkaan di pasaran, maka menjadi isu Nasional.
"Penyebab beras mahal dan naik terus serta juga langka di pasaran, salah satunya adalah karena rantai pasokannya yang kurang diakibatkan cuaca hujan dengan ingeni yang sangat tinggi," ujar, Septariadi.
Dia menjelaskan, karena faktor cuaca hujan jelas menyebabkan masa tanam padi belum bisa dilakukan. Seperti di Kabupaten OKI banyak rawa dan lebak. Dimana saat ibu terendam karena hujan.
"Sedangkan di tahun lalu terjadi musim kemarau juga membuat hasil produksi dari tanaman sawah menurun," jelasnya.
Maka, oleh karena itu pasokan berkurang ditambah saat ini musim hujan. Sejumlah tanaman padi ada yang belum bisa dilakukan panen.
Akibatnya, pasokan beras menjadi kurang dengan begitu harga menjadi naik karena permintaan yang tinggi.
"Jadi dengan mahalnya harga beras menjadi isu Nasional, sehingga pemerintah setiap Senin melakukan zoom meeting seluruh Indonesia dipimpin mendagri mengenai beras mahal ini," ungkapnya.
Lanjutnya, pemerintah Kabupaten OKI guna membantu masyarakat dalam kebutuhan beras, melaksanakan kegiatan pasar beras murah.
Yakni dilaksanakan 3 kali dalam seminggu. Mengenai lokasinya juga berbeda-beda, sehingga masyarakat dapat terbantu dengan adanya pasar murah khususnya komoditi beras. (*)