BACA JUGA:Suami Kabur, Istri Ditangkap! Suami Istri di Lais Diduga Geluti Bisnis Narkoba
Program ini tidak hanya dilakukan di Kecamatan Gandus, melainkan setiap kecamatan di Palembang menyelenggarakan fogging gratis sebagai langkah antisipasi terhadap lonjakan kasus DBD selama musim pancaroba saat ini.
"Diharapkan bahwa fogging gratis ini dapat membantu mengurangi kasus DBD di kalangan warga Palembang, termasuk di Gandus," katanya.
Diakui Jufriansyah bahwa penyemprotan fogging gratis ini sudah dilaksanakan selama satu bulan di wilayahnya.
"Dengan program pemerintah ini, masyarakat merasa senang dan dapat mengurangi risiko penyakit DBD," ungkapnya.
Oleh karena itu, Jufriansyah mengimbau masyarakat di Kecamatannya harus mewaspadai penularan kasus DBD.
Gejala seseorang terkena DBD meliputi demam tinggi hingga 40 derajat Celsius, nyeri seluruh badan, sakit kepala atau pusing, dan kemunculan bintik-bintik merah di badan.
"Jika mengalami gejala tersebut, segera kunjungi puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama," tutupnya.
Lebih lanjut dijelaskan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Palembang Yudhi Setiawan bahwa kasus DBD di Palembang tembus di angka 371 kasus.
"Hingga tahun 2024, kasus DBD di Palembang telah mencapai 371, dan pada awal bulan Maret saja, sudah ada 5 korban yang terjangkit DBD di tahun ini," jelasnya.
Yudhi juga menyampaikan bahwa Kecamatan Sukarami mencatat kasus DBD tertinggi di Palembang, yakni sebanyak 66 kasus, sementara Kecamatan Bukit Kecil Palembang mencatat yang terendah dengan 7 kasus.
Untuk Kecamatan Gandus sendiri, terdapat 16 kasus DBD sepanjang tahun 2024.
"Dari data yang tersedia, tercatat 191 pasien laki-laki dan 180 pasien perempuan yang terkena DBD di Kota Palembang," pungkasnya. (*)