"Sekarang ini kan harga bahan-bahan pokok kan mengalami kenaikan dibanding tahun-tahun sebelumnya," paparnya.
BACA JUGA:Ini 6 Amalan 10 Hari Terakhir Bulan Puasa
BACA JUGA:Kue Putu Legendaris, Masih Laris Manis di Desa Ngulak Kecamatan Sanga Desa
Lantaran harga bahan pokok yang mengalami kenaikan tahun ini, Marida pun juga menaikkan harga jual dodol produksinya.
"Tahun ini harga dodol biasa kita jual dengan harga Rp 35.000, kalau dodol durian Rp 40.000. Tahun lalu, dodol biasa Rp 30.000, dodol durian hanya Rp 35.000," paparnya.
Dalam satu kali pembuatan, Marida biasanya membuat dodol dengan menggunakan tujuh kuali. Dalam sehari, biasanya Marida bisa mencapai 14 kuali.
"Dalam sehari biasanya dua kali pembuatan, jadi 14 kuali. Kalau tahun dulu bisa mencapai 10 kuali dalam satu kali pembuatan," tuturnya.
Dalam satu kuali, dodol yang bisa dihasilkan Marida sebanyak 50 kilogram. Biasanya, Marida memulai pembuatan dodol memasuki 10 hari bulan Ramadan.
"Dari 10 hari Ramadan, hingga saat ini sudah 3 ton dodol yang kita hasilkan," sebutnya.
Dodol-dodol yang sudah dihasilkan Marida sejak 10 hari Ramadan tersebut, sudah dikirimkan Marida ke para pelanggannya. Sekali kirim ke pelanggan, Marida biasanya mengirim hingga 500 kilo dodol.
"Pengiriman dodol biasanya kami lakukan menggunakan jasa travel," lanjutnya lagi.
Adapun cara membuat dodol khas milik Marida, menggunakan bahan-bahan, seperti, santan, gula merah, gula pasir, dan ketan yang diisar.
Untuk pembuatan dodol, biasanya memerlukan waktu hingga delapan jam. 3 jam waktu yang digunakan, untuk menggelondokan santan.
Setelah santan mendidih, lalu dimasukkanlah bahan-bahan, seperti, gula merah, gula pasir, hingga ketan isar.
"Dalam satu kuali, kita membutuhkan bahan 25 kilo santan, 13 kilo gula pasir, 12 kilo gula merah, dan 48 liter ketan isar," paparnya lagi.
Untuk membuat dodol ini, Marida memiliki delapan pekerja yang membantunya mengaduk dodol di kuali-kuali yang ada.