Ketentuan Puasa Bagi Musafir: Pahami Hukum dan Sunnah dalam Perjalanan

Jumat 05 Apr 2024 - 21:21 WIB
Reporter : Boim
Editor : Imran

HARIANMUBA.BACAKORAN.CO - Puasa Ramadhan merupakan ibadah wajib bagi umat Islam yang menjadi salah satu dari lima rukun Islam. 

Puasa Ramadhan wajib bagi yang beriman. 

Meski menjadi ibadah wajib, ada banyak ketentuan puasa bagi kalangan tertentu dan mereka dapat menunda pelaksanaan puasanya atau mengganti puasanya di hari lain atau mengganti dengan fidyah.

Begitu juga bagi mereka yang sedang melakukan perjalanan jauh. 

BACA JUGA:Para RT RW Terima Bingkisan dari Pj Bupati Apriyadi

BACA JUGA:Begini Kondisi Akses Jalan Lintas di Jalintim Palembang-Sekayu 6 Jam

Orang yang melakukan perjalanan jauh ini disebut juga dengan musafir. Bagaimana ketentuan puasa Ramadhan bagi musafir ini?

Musafir adalah orang yang bepergian ke luar daerah. Musafir berasal dari kata safar artinya melakukan perjalanan jauh yang menempuh jarak melampaui 80 kilometer.

Puasa Ramadhan merupakan ibadah wajib bagi umat Islam yang menjadi salah satu dari lima rukun Islam. Puasa Ramadhan wajib bagi yang beriman. Meski menjadi ibadah wajib, ada banyak ketentuan puasa bagi kalangan tertentu dan mereka dapat menunda pelaksanaan puasanya atau mengganti puasanya di hari lain atau mengganti dengan fidyah.

Begitu juga bagi mereka yang sedang melakukan perjalanan jauh. Orang yang melakukan perjalanan jauh ini disebut juga dengan musafir. Bagaimana ketentuan puasa Ramadhan bagi musafir ini?

BACA JUGA:4 Jenis Buah Anggur Unik yang Kaya Manfaat untuk Tubuh

BACA JUGA:Geger! 15 Kerbau di Kabupaten OKI Mati Mendadak, Petugas Lakukan Uji Laboratorium

Musafir adalah orang yang bepergian ke luar daerah. Musafir berasal dari kata safar artinya melakukan perjalanan jauh yang menempuh jarak melampaui 80 kilometer.

Rukhsah puasa adalah salah satu keistimewaan dalam agama yang tidak ingin memberatkan umatnya dalam beribadah. Terutama menjelang musim mudik hari raya Idul Fitri atau Lebaran. Pada periode ini bakal banyak musafir.

Dilansir dari kanal YouTube Dunia Islam, Ustad Adi Hidayat (UAH) menyampaikan bahwa ketika kita pergi safar dalam keadaan tertentu yang membolehkan kita buka puasa, maka kita diperbolehkan untuk buka puasa lalu menggantinya di hari lain.

Kategori :