2. Merasa Menjadi Dua Orang Berbeda
Orang yang memendam emosi seringkali merasa seperti mereka menjadi dua orang yang berbeda.
Mereka mungkin merasa bahwa ada dua "diri" yang berbeda, satu yang mereka tunjukkan ke dunia luar dan satu lagi yang mereka rasakan di dalam diri mereka.
Diri luar biasanya tampak tenang dan terkendali, sementara diri dalam mungkin penuh dengan emosi yang tidak diungkapkan.
Memendam emosi bisa menyebabkan konflik internal karena frustrasi atau bingung akibat perasaan dan emosi mereka tidak selaras dengan apa yang mereka tunjukkan kepada orang lain.
Orang yang memendam emosi mungkin merasa tidak nyaman dengan emosi mereka sendiri.
Mereka mungkin merasa takut atau malu untuk menunjukkan emosi mereka, yang bisa membuat mereka merasa terpisah dari diri mereka sendiri.
Memendam emosi bisa menjadi mekanisme pertahanan untuk menghindari rasa sakit emosional, namun menyebabkan seseorang merasa terputus dari diri mereka sendiri dan orang lain.
3. Menghindari Konfrontasi
Orang yang memendam emosi seringkali menghindari konfrontasi karena khawatir bahwa mengekspresikan emosi mereka secara terbuka dapat menyakiti perasaan orang lain.
Terutama jika emosi tersebut negatif atau kritis, hal ini juga membuat mereka akan ditolak atau dihakimi oleh orang lain.
Mereka mungkin tidak yakin bagaimana cara mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang sehat dan konstruktif, sehingga mereka memilih untuk menghindari konfrontasi.
Menghindari konfrontasi bisa menjadi cara bagi mereka untuk melindungi diri mereka sendiri dari rasa sakit emosional atau stres.
4. Mengalihkan Diri dari Hal yang Tidak Nyaman
Orang yang memendam emosi seringkali mencoba mengalihkan diri dari situasi atau hal-hal yang membuat mereka tidak nyaman.
Mengalihkan perhatian dari hal-hal yang membuat tidak nyaman bisa menjadi mekanisme pertahanan untuk menghindari menghadapi emosi yang sulit atau menyakitkan.