HARIANMUBA.BACAKORAN.CO - Beragam cara dilakukan oleh para pedagang makanan keliling untuk terus bertahan di tengah tingginya harga bahan baku.
Salahsatunya dengan menaikkan harga jual dagangan namun tetap menjaga kualitas rasa dari dagangan yang mereka jual.
Seperti yang dilakukan oleh Syarif (52) pedagang ayam goreng tepung (fried chicken), warga Kelurahan Babat Kecamatan Babat Toman.
Dengan metodenya tersebut ia pun bisa bertahan selama kurun waktu beberapa terakhir di tengah turunnya daya beli masyarakat serta mahalnya harga bahan baku seperti saat ini.
BACA JUGA:Jaga Toleransi Antar Umat Beragama di Kota Palembang, Ratu Dewa Tuai Pujian dari Masyarakat
BACA JUGA:Kakek-kakek di Prabumulih Tewas Terserempet Kereta Api Saat Menyebrangi Rel!
“Alhamdulillah kalau jualan chicken ini saya sudah jalani selama empat tahun terakhir ini. Memang kalau dikatakan sepi ya sepi, tapi yang penting kita pedagang harus mengutamakan rasa dari dagangan yang di jual. Karena pembeli pertama kali selalu menilai dari segi rasa, jika enak orang pasti beli lagi, sebaliknya kalau tidak enak tidak akan dibeli orang,” ujarnya, Sabtu 25 Mei 2024.
Dikatakannya dalam sekali berjualan ia pun bisa meraup keuntungan bersih hingga Rp 300 ribu, jika semua dagangan yang ia jual habis terjual.
“Kalau keuntungan itu tergantung dari laku nya berapa. Biasanya kalau habis semua itu bisa dapat uang Rp 450 ribu, untuk modalnya sendiri sekitar Rp 150 ribu,” katanya.
Selain chicken ini, ia juga jualan es parut. Untuk harga saat ini saya jual Rp 2 ribu per buah naik Rp 1 ribu dibandingkan minggu lalu.
BACA JUGA:KONI Muba Temui Pj Bupati Sandi Fahlepi Bahas Persiapan Porprov 2025, Ini Harapan PJ Bupati
BACA JUGA:Pj Bupati Sandi Fahlepi, Harapkan LTKL Beri Masukan Tuntaskan Ilegal Driling di Muba
“Hal ini terpaksa dilakukan supaya tetap bisa bertahan, sebab harga bahan bakar dan bahan baku saat ini juga ikut naik, namun naiknya harga ini juga dibarengi dengan perubahan ukuran Fried Chicken yang saat ini lebih besar,” jelas pria yang sudah menggeluti profesi sebagai pedagang keliling sejak tahun 1985 ini.
Saat disinggung mengenai rute jualannya setiap hari. ia menjelaskan kalau kearah hulu (lubuk linggau, red) paling jauh ke daerah Ngulak. dan kalau ke hilir, biasanya ia berjualan hingga ke Desa Sukarami.
“Untuk rute jualan itu kalau ke ulu biasanya paling jauh daerah Ngulak, dan kalau ke ilir itu desa Sukarami,” terangnya. (*)