KORANHARIANMUBA.COM – Debit air Sungai Musi dalam dua hari terakhir terpantau mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni antara 1 – 2 meter.
Kenaikan tersebut diduga disebabkan curah hujan tinggi yang terjadi di daerah bagian hulu Sungai Musi.
Akibatnya kondisi air Sungai Musi saat ini menjadi lebih keruh dibandingkan biasanya, dan dihiasi berbagai material seperti buih dan rempan (ranting kayu, red).
Namun meski demikian sebagian masyarakat masih tetap memanfaatkan air sungai untuk mandi dan mencuci.
BACA JUGA:Dukung Pencapaian SDGs, Ini Berbagai Kegiatan yang Dilakukan Perpustakaan Desa Bukit Jaya
BACA JUGA:Tampil Gemilang, Indonesia Sabet 12 Emas dan Jadi Juara Umum di Kejuaraan Asia Pencak Silat 2024
“Ya, masih mandi dan mencuci di sungai, sebab di rumah belum ada kamar mandi sendiri. Jadi mau bagaimanapun kondisi nya tetap mandi kayo (mandi di sungai, red),” ungkap Hamna (59) warga Kelurahan Ngulak I Kecamatan Sanga Desa, saat dibincangi wartawan koran ini kemarin.
Berdasarkan pantauan di lapangan, walaupun saat ini Sungai Musi mengalami pasang material yang biasa terbawa aliran air saat pasang berupa ranting pohon atau rempan juga terlihat cukup banyak.
“Kalau rempan atau buih saya perhatikan hari ini cukup banyak. Air sungai yang ada juga jadi lebih keruh, warna nya hampir seperti kopi susu,” ujar Ayub (37) warga Muara Rawas, yang keseharian nya menjadi pengemin sungai.
Lebih lanjut ia pun berharap dengan naik nya debit air sungai musi ini bisa membawa berkah berupa ikan-ikan ke dalam anak sungai yang ia kelola.
“Mudah-mudahan kalau air nya keruh seperti ini banyak ikan-ikan seperti Ikan Lais ataupun Ikan Sangarat yang masuk ke dalam sungai saya,” harapnya. (*)