KAYUAGUNG, KORANHARIANMUBA.COM, - Tiga hari terakhir tanpa hujan membuat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi.
Ada tiga titik di wilayah Kabupaten OKI, yakni Tulung Selapan, Pampangan, dan Pangkalan Lampam.
Kebakaran di lahan gambut itu kembali membuat helikopter waterbombing wara-wiri. Kepala Manggala Agni Daops Wilayah XVII Sumatera OKI, Edi Satriawan mengungkapkan, karhutla terjadi sejak Sabtu 19 Oktober 2024.
Personel dari Manggala Agni bergerak menuju ke lokasi membantu pemadaman, kemarin.
BACA JUGA:Pembahasan Enam Raperda Kabupaten Muba Tahun 2024 Segera Dimulai
BACA JUGA:Tak Terbendung, Pengamat Politik Nilai Hj Lucianty Semakin Dominan dan Diterima Masyarakat
“Lahan yang terbakar tersebut milik masyarakat. Untuk luasan yang terbakar belum diketahui,” katanya. Sebelumnya kondisi gambut sudah mulai basah dengan cukup seringnya turun hujan. Tapi karena beberapa hari tidak hujan dan panas menyengat, lahan kembali kering.
Beruntung Sabtu malam turun hujan dengan intensitas sedang cukup membantu pemadaman. Hanya saja karena yang terbakar lahan gambut, pemadaman jadi tidak mudah dan makan waktu.
"Kalau prediksi BMKG akhir Oktober sudah masuk musim penghujan," imbuhnya.
Meski begitu, kewaspadaan terhadap karhutla tetap dijaga. Masyarakat dilarang untuk membakar lahan. Kapolres OKI, Hendrawan Susanto membenarkan adanya karhutla di Desa Serdang Menang.
“Sudah dilakukan pendinginan karena Sabtu malam turun hujan. Ada dua helikopter yang membantu pemadaman dari udara," tandasnya.
Sedangkan di wilayah Kabupaten Ogan Ilir, sudah sepuluh hari terakhir tidak ada laporan karhutla. Hujan yang mulai intens turun telah membasahi wilayah rawan karhutla. “Laporan karhutla terakhir 10 Oktober lalu. Beberapa hari ini tidak ada laporan,” jelas Kalaksa BPBD Ogan Ilir, Edi Rahmat.
Terakhir karhutla terjadi di desa Lubuk Bandung kecamatan Payaraman. Membakar lahan sekitar 2 hektare. Edi menyebut, hingga Oktober 2024 sudah terjadi 182 kali kejadian karhutla dengan luas total 410 hektare lahan terbakar. (*)