Lapak Pakaian Bekas "BJ" Masih Diminati Warga
Lapak penjual BJ di Kecamatan Sanga Desa (Foto Reno)--
KORANHARIANMUBA.COM - Meski popularitas penjualan pakaian bekas impor atau yang dikenal sebagai "BJ" mulai meredup, keberadaannya masih diminati oleh masyarakat, terutama di daerah-daerah tertentu.
Salah satunya adalah lapak pakaian bekas milik Aan (24), warga Kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Sanga Desa, Kabupaten Musi Banyuasin, yang tetap ramai dikunjungi pembeli pada Kamis, 19 Desember 2024.
Di lapak milik Aan, puluhan tumpukan pakaian bekas ditawarkan dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 15 ribu per lembar.
Tak heran, banyak warga yang antusias berburu pakaian berkualitas dengan harga miring, seperti jaket, kemeja, hingga pakaian kasual.
BACA JUGA:Irup Hari Bela Negara Ke-76, Sekda Edward Candra : Setiap Warga Negara Memiliki Tugas dan Kewajiban
BACA JUGA:Muba Kembali Cetak Prestasi, Raih Anugerah Kebudayaan Indonesia
Salah satu pembeli, Amrul (35), warga Desa Nganti, mengungkapkan alasannya membeli pakaian BJ.
"Saya sedang mencari jaket dan baju lengan panjang untuk dipakai ke kebun. Harganya murah meriah dan masih bagus-bagus. Kalau beli BJ ini memang harus rajin bongkar-bongkar supaya dapat barang berkualitas," tuturnya.
Aan, pemilik lapak pakaian BJ, mengaku telah menjalani bisnis ini selama enam tahun. Meskipun mengalami penurunan pembeli, ia masih mampu meraup keuntungan bersih hingga Rp 3 juta per bulan.
"Untuk sekarang memang agak sepi dibandingkan tiga tahun lalu. Tapi peminatnya masih lumayan, terutama di daerah transmigrasi. Kalau jualan ke sana, biasanya banyak yang laku," ujar Aan kepada Harian Musi Banyuasin.
Aan menambahkan, pakaian bekas impor tetap menjadi pilihan bagi masyarakat karena harganya yang murah dan kualitasnya yang cukup baik, terutama untuk kebutuhan sehari-hari seperti bekerja di kebun.
Meski tantangan ekonomi lokal menjadi hambatan, pakaian BJ tetap memiliki tempat di hati masyarakat. Bagi mereka yang jeli, pakaian bekas ini menjadi solusi praktis dan ekonomis untuk memenuhi kebutuhan sandang tanpa menguras kantong.
Dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang memadai, bisnis pakaian bekas seperti yang digeluti Aan masih menjadi peluang usaha yang menjanjikan, terutama di daerah-daerah dengan daya beli masyarakat yang menengah ke bawah.(*)