Angka Kematian Kasus DBD Cukup Signifikan, Ini yang Dilakukan Dinkes Sumsel

Petugas melakukan pengasapan di salah satu rumah warga Kota Palembang (Foto Ist)--
KORANHARIANMUBA.COM - Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melaporkan bahwa pada Januari 2025, sebanyak empat orang meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD).
Selain itu, sebanyak 309 kasus DBD ditemukan di wilayah Sumsel selama bulan pertama tahun 2025 ini.
Angka kematian yang cukup signifikan ini mendorong pihak berwenang untuk meningkatkan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan yang lebih intensif.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sumsel, Ira Primadesa, menyampaikan bahwa kasus kematian akibat DBD paling banyak terjadi di Kabupaten Banyuasin dengan dua orang meninggal.
BACA JUGA:Pasar Tradisional Saka Selabung Muara Dua Bakal Dilakukan Penataan
BACA JUGA:Kanwil Ditjenpas Sumsel dan BNNP Sumsel Gencarkan Pemberantasan Narkoba
Sementara itu, satu orang meninggal di Kabupaten OKU Selatan, dan satu orang lagi di Kabupaten Ogan Ilir.
Ira menjelaskan bahwa jumlah kematian ini merupakan bagian dari total 309 kasus DBD yang tercatat pada Januari 2025.
Meskipun angka kematian ini terbilang kecil dibandingkan dengan jumlah total kasus, namun tetap menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah, terutama karena tingkat kematian (Case Fatality Rate atau CFR) pada Januari 2025 tercatat sebesar 1,32 persen.
"Angka CFR sebesar 1,32 persen ini memang lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, namun tetap menjadi peringatan untuk kita semua bahwa upaya pencegahan dan pengendalian DBD harus terus ditingkatkan," ungkap Ira Primadesa dalam sebuah wawancara di Palembang pada Jumat 07 Februari 2025.
DBD yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti, telah menjadi masalah kesehatan utama di berbagai daerah di Sumsel.
Penyakit ini seringkali menyebabkan gejala yang parah dan dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani dengan tepat.
Oleh karena itu, langkah-langkah preventif yang efektif sangat penting untuk menekan angka kasus dan kematian yang disebabkan oleh DBD.
Ira menambahkan, meskipun langkah-langkah pengendalian telah dilaksanakan, tantangan besar dalam penanggulangan DBD tetap ada, terutama dalam hal meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memutus siklus penularan nyamuk Aedes aegypti.