Kurangi Over Kapasitas, 21 Warga Binaan Lapas Sekayu Dipindahkan ke Lapas Lain

KORANHARIANMUBA.COM,- Lapas Sekayu kembali melakukan langkah untuk mengatasi over kapasitas dengan memindahkan 21 warga binaan ke sejumlah lapas lain pada Sabtu 22 Februari 2025. Langkah ini juga merupakan bagian dari program akselerasi yang dicanangkan oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, dalam upaya menciptakan sistem pemasyarakatan yang lebih tertib dan aman. 

BACA JUGA:Dukung Program Asta Cita Ketahanan Pangan, Lapas Sekayu Kembali Panen Kangkung dan Bayam

Kalapas Sekayu, Aris Sakuriyadi, mengungkapkan bahwa pemindahan ini dilakukan dengan seleksi ketat dan prosedur yang telah ditetapkan. 

“Sebanyak 15 warga binaan dipindahkan ke Lapas Kelas IIA Banyuasin, 4 orang ke Lapas Narkotika Kelas IIB Banyuasin, dan 2 lainnya ke Lapas Kelas I Palembang. Seluruhnya telah melalui pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan badan, serta pengecekan barang bawaan untuk memastikan tidak ada hal yang membahayakan selama proses pemindahan,” jelas Aris. 

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa selain untuk mengurangi kepadatan penghuni, pemindahan ini juga bertujuan sebagai langkah deteksi dini guna mengantisipasi potensi gangguan keamanan dan ketertiban di dalam lapas.  

BACA JUGA:Deteksi Dini, Lapas Sekayu Intensifkan Razia di Blok Hunian

Dengan kapasitas ideal hanya untuk 300 orang, Lapas Sekayu saat ini menampung 1.063 warga binaan—angka yang melebihi kapasitas hingga lebih dari 300%. Kondisi ini tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaan lapas, baik dari segi keamanan maupun fasilitas bagi warga binaan. 

"Meski menghadapi kendala over kapasitas, kami tetap berkomitmen untuk menjalankan tugas sesuai standar yang telah ditetapkan. Pemindahan ini menjadi salah satu solusi agar kondisi lapas tetap kondusif dan hak-hak warga binaan tetap terjaga," tambah Aris. 

BACA JUGA:Ini Dukungan Lapas Martapura Terhadap 13 Program Akseslerasi MIPAS

Dengan adanya pemindahan ini, diharapkan beban di Lapas Sekayu dapat berkurang sehingga pembinaan terhadap warga binaan bisa berjalan lebih optimal. Langkah ini juga menjadi bukti bahwa pemerintah terus berupaya mencari solusi terbaik dalam sistem pemasyarakatan di Indonesia.(*)