Mengenal Getah Damar, Komoditas Tradisional yang Kian Diburu Industri Modern

Getah Damar, Emas Cair dari Hutan Indonesia Kaya Manfaat--
KORANHARIANMUBA.COM- Getah damar, sering disebut "emas cair" oleh masyarakat lokal, adalah salah satu kekayaan alam Indonesia yang telah dimanfaatkan selama berabad-abad.
Substansi resin yang lengket ini diekstraksi dari berbagai jenis pohon dari famili Dipterocarpaceae, yang banyak ditemukan di hutan hujan tropis Asia Tenggara, termasuk Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Lebih dari sekadar bahan mentah, getah damar memiliki sejarah panjang dalam kehidupan sehari-hari, industri, dan bahkan seni, menjadikannya komoditas yang signifikan baik secara ekonomi maupun budaya.
--
Getah damar adalah eksudat resin yang keluar dari batang pohon damar ketika terjadi luka atau sayatan. Getah ini mengering dan mengeras membentuk massa transparan atau buram yang bervariasi dalam warna, dari kuning pucat hingga cokelat tua.
BACA JUGA: Kenapa Sarang Burung Walet Begitu Mahal? Ini Jawabannya
BACA JUGA:Sarang Semut, Tumbuhan Simbiosis yang Kini Jadi Primadona Pengobatan Herbal
Komposisi kimia getah damar cukup kompleks, terdiri dari campuran triterpenoid, seskuiterpenoid, dan asam resinat. Sifat-sifat inilah yang memberikan karakteristik unik pada getah damar, seperti kelarutan dalam pelarut organik tertentu, sifat adhesif, dan kemampuan membentuk lapisan keras.
Beberapa jenis pohon menghasilkan getah damar dengan karakteristik yang sedikit berbeda. Di antara yang paling dikenal adalah:
Damar Batu: Biasanya ditemukan dalam bentuk bongkahan besar yang mengeras di tanah sekitar pangkal pohon. Damar batu cenderung lebih keras dan warnanya lebih gelap.
Damar Mata Kucing: Dikenal karena kejernihannya yang tinggi, menyerupai mata kucing saat diterpa cahaya. Jenis ini sering dianggap memiliki kualitas terbaik dan harga yang lebih tinggi.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Pesut Mahakam, Mamalia Air Tawar yang Terancam Punah
BACA JUGA:Ayam Cemani, Ras Ayam Eksotis Indonesia yang Diburu Kolektor Dunia
Damar Minyak: Getah yang masih relatif lunak dan lengket, seringkali mengandung proporsi minyak atsiri yang lebih tinggi.Perbedaan jenis ini memengaruhi penggunaan dan nilai ekonominya di pasaran.