Ini Penyebab Angka Pengangguran Masih Tinggi, Dosen UBD: Dipengaruhi Banyak Faktor

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi UBD Palembang, Dr Desy Misnawati SSOS MIKOM (Foto Ist).--

Desy melanjutkan, sebagian besar lulusan gen z proses pembelajarannya dilakukan melalui daring, apabila perguruan tingginya tidak komitmen dengan proses daring itu sendiri maka lulusan yang dihasilkan akan tidak sesuai dengan permintaan industry.

“Banyak perusahaan yang mensyaratkan pengalaman kerja," ungkapnya.

BACA JUGA:Hadiri Bimtek Bako Humas, Kadin Kominfo Herryandi Sinulingga Sampaikan Apresiasi kepada PWI Sumsel

BACA JUGA:Tunggal Putri Nomor Satu Dunia dari Korea An Se Young nyaris Kandas di Babak Pertama Indonesia Open 2024 Super

Menurutnya, banyak perguruan tinggi yang belum melaksanakan kegiatan MBKM Mandiri dan belum ada pengalaman untuk mengatur sistem proses pembelajarannya

Desy menambahkan pemerintah, industry dan dunia pendidikan harus berklaboratif untuk memperbaiki sistem pendidikan.

Kemudian, meningkatkan akses pendidikannya kepada keterampilan dan menciptakan bagaimana untuk meningkatkan kesempatan kerja.

"Karena ada beberapa perguruan tinggi kecil itu belum mampu untuk memberikan agar mahasiswa diperguruan tinggi itu tersertifitasi secara kompotensi sesuai bidang keilmuanya," tuturnya.

Kemudian, memberikan program sertifikasi keterampilan yang diakui oleh industri untuk meningkatkan kredibilitas lulusan sendiri di pasar dan dunia kerja.

Pemerintah juga harus bisa mendorong investasi dalam sektor formal untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan yang stabil, yang aman, kemudian kita juga dukung UMKM.

Salah satunya adalah kegiatan yang ada di, boleh saya contohkan kegiatan LLDikti wilayah dua, kegiatan UMKM -nya.

"Mungkin ini yang harus dilihat nih oleh pemerintah itu, kita tahu kan banyak BUMN, BUMD, bagaimana mereka berkolaborasi dengan kegiatan untuk membantu UMKM mandiri yang dilihat oleh LLdikti dua," katanya.

Satu lagi usulannya mungkin untuk pemerintah kedepan, mungkin ada sedikit reformasi kebijakan dalam ketenagakerjaan.

"Karena biasanya dalam perekrutan maupun pelatihan itu selalu dilihat bagaimana kemampuannya dalam pengalaman kerja dan batas usia," tutupnya. (*) 

Tag
Share