BPOM Ingatkan Masyarakat Pilih Pangan Aman
Pelaksana Tugas Kepala BPOM Rizka Andalucia mengingatkan masyarakat untuk pilih pangan aman (Foto Ist).--
Kasus serupa juga terjadi di Sukabumi di mana 28 siswa asal Sukabumi mengalami keracunan usai menyantap jajanan bermerek Daya pada Februari lalu. Seusai mengonsumsi jajanan China tersebut, puluhan siswa dari SDN Nangewer pelajar MI Nangewer mengalami mual bahkan pingsan. Atas kejadian tersebut, polisi pun mengamankan pedagang jajanan tersebut.
Ketiga jajanan tersebut yakni Hot Spicy Latiru, Latiao Strips dan Daya Latio Rib tersebut merupakan snack yang berasal dari China. Berdasarkan penelusuran di situs LPPOM MUI, ketiga jajanan tersebut tidak ada satupun yang terdaftar dengan sertifikasi halal.
BACA JUGA:Persoalan Nikah Sirih, Kemenag Minta Penghulu Menjadi Garda Terdepan Dalam Pencegahan
BACA JUGA:Rawan Data Ganda, Pj Bupati Lakukan Sinkronisasi Data Pemilihan di Wilayah Perbatasan
Seperti diketahui, jika Indonesia kebobolan dalam menangani produk pangan berbahaya dari China, Singapura justru selangkah lebih maju untuk mengantisipasinya pangan China berbahaya.
Pada Mei 2024, Badan Pangan Singapura (SFA) menarik peredaran produk kacang impor buatan China bermerek Xiyuguoyuan Xinjiang Paper Roasted Walnut ukuran kemasan 500 gram dan 1 kg. Produk yang ditarik mengandung bahan pemanis buatan siklamat dan asesulfam-K dalam kadar tinggi di luar batas aman.
Produk pangan dari China kerap disorot karena berkali-kali ditemukan zat kimia dalam kandungannya. Salah satu yang paling membuat gempar adalah skandal susu China pada 2008.
Saat itu, zat kimia melamin banyak mengandung melamin dari berbagai produsen susu. Kasus itu pun menelan 300 ribu korban, di mana 54 ribu korban dilarikan ke rumah sakit dan enam bayi telah tewas akibat gagal ginjal. (*)