Puyang Orang Sekayu, Legenda Leluhur yang Menyatu dengan Tanah Musi Banyuasin
Puyang Orang Sekayu, Legenda Leluhur yang Menyatu dengan Tanah Musi Banyuasin.--
HARIANMUBA.BACAKORAN.CO - Di setiap daerah di Indonesia, selalu terdapat cerita-cerita yang diwariskan secara turun-temurun mengenai para leluhur yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat setempat.
Hal yang sama berlaku di Sekayu, ibu kota Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Masyarakat Sekayu memiliki sebutan khusus untuk leluhur mereka, yaitu "Puyang."
Dalam bahasa lokal, kata “Puyang” merujuk kepada leluhur atau orang yang dihormati karena peran dan pengaruhnya dalam pembentukan masyarakat dan sejarah wilayah.
Leluhur ini tidak hanya dihormati karena usia atau kedudukan, melainkan karena kontribusi besar mereka dalam membentuk budaya, tradisi, dan wilayah Sekayu seperti yang kita kenal hari ini.
BACA JUGA:Asal Usul Badarawuhi: Dari Kerajaan Pantai Selatan ke Jawa Timur
BACA JUGA:Pakaian Adat Sekayu di Muba, Ini Makna dan Filosofinya
Mengenal Sejarah Singkat Puyang-puyang Sekayu.--
Berikut beberapa nama Puyang yang terkenal di Sekayu beserta kisah-kisah penuh makna yang mereka tinggalkan bagi generasi penerus.
1. Puyang Depati
Puyang Depati lahir pada tahun 1683 dan wafat pada tahun1776. Nama asli puyang Depati adalah Sahmad bin Sahaji bin Aji Ginggang bin Mujmal bin Sidun bin Sawir bin Kitri bin Samaun bin Huzon bin Hubbas yang berasal dari Gujarat India.
Puyang Depati adalah Seorang penguasa (Kadipaten) pada waktu itu tepatnya di kota Sakayu, beliau adalah orang pertama yang diangkat oleh Sultan
Palembang untuk menjadi penguasa di wilayah Musi Ilir tepatnya di kota sekayu pada tahun 1733.
2. Puyang Tahaji bin Sajidin
Puyang Tahaji bin Sajidin lahir pada tahun 1722 dan wafat pada tahun 1789 dan di makamkan di Muara Jongot seberang kampung 5 kota Sekayu yang sekarang berada dalam wilayah Sekayu II (Dua) disebut Kelurahan Soak Baru.