Jelang Laga PSMS Medan, Pelatih Sriwijaya FC Bantah Alami Banyak Kerugian
Klub Sepakbola kebanggaan Sumatera Selatan, Sriwijaya FC (foto ist)--
BACA JUGA:Innalillahi, Kabar Duka Menyelimuti Kota Prabumulih, Tokoh Pembangunan Berpulang
Laga pamungkas ini akan menentukan siapa yang mendampingi Semen Padang dan Persiraja Banda Aceh lolos ke babak 16 besar Grup 1.
Sriwijaya FC diuntungkan pada laga kali ini karena akan bermain di hadapan pendukungnya. Sriwijaya FC akan lolos jika menang melawan PSMS Medan.
Meski Sriwijaya FC kalah dari PSMS, Laskar Wong Kito berharap hukuman sanksi yang diterimanya bisa membuat poin kembali normal.
Satu poin menjadi satu-satunya yang menyelamatkan Sriwijaya FC dari lolos ke 12 besar. Namun PSSI dikabarkan menolak mengembalikan empat poin milik PK Sriwijaya FC.
BACA JUGA:Film yang Akan Membuatmu Merinding: Siksa Neraka, Pengingat Pedas tentang Akibat Perbuatan!
Coach Okta kembali menegaskan, seluruh tim di grup ini sebenarnya memiliki kualitas yang sama dan semua tergantung persiapan.
Sriwijaya FC masih berpeluang mengamankan posisi ketiga klasemen Grup 1 Liga 2 2023/2024 untuk mengimbangi absennya dua pemain kunci akibat kartu merah, dan tetap optimis bisa meraih gelar juara sebelum akhir tahun.
Laga pamungkas melawan PSMS Medan akan berjalan alot. SFC tidak kekurangan pemain, dan tentu saja tujuan mereka adalah meraih tiga poin maksimal di laga kandang.
Okta mengaku mendapat pengalaman tak terlupakan selama menjadi pesepakbola, yakni membela Sriwijaya FC yang tiga kali menjadi juara Copa, satu kali menjuarai liga, dan bermain di Piala Asia, seraya menambahkan Sriwijaya FC punya peluang, kenangnya.
BACA JUGA:Eksplorasi Kelezatan Cromboloni dan Manjakan Diri Dalam Setiap Gigitannya
BACA JUGA:Selamat! Lapas Banyuasin Terima Penghargaan dari Menkumham
Ini adalah satu-satunya final di mana terdapat poin untuk meningkatkan peluang. SFC berharap bisa meraih tiga poin maksimal dengan kemenangan melawan PSMS Medan.
Pasalnya, harapan akan keajaiban belum terwujud akibat keputusan Presiden PSSI Erick Thohir yang membatalkan PK (judicial review) dan mengurangi empat poin.