KORANHARIANMUBA.COM – Kebutuhan bumbu dapur yang tak pernah surut, membuat bisnis penjualan garam dapur menjadi peluang usaha yang cukup menggiurkan.
Salah satu pedagang garam keliling, Amin (38), asal Lubuk Linggau, mengaku mampu meraup omzet ratusan ribu rupiah setiap harinya dari hasil penjualan garam ke berbagai warung dan tempat usaha di wilayah Muba.
Amin, yang sudah menekuni profesi ini selama beberapa tahun, menjelaskan bahwa dalam sehari ia berhasil menjual puluhan pack garam ke pelanggan tetapnya.
"Setiap harinya saya bisa menjual sekitar 10 hingga 20 pack garam dapur. Biasanya saya menyuplai ke warung-warung kecil atau usaha rumahan seperti usaha makanan kecil dan menengah," ungkap Amin, Rabu 26 Desember 2024.
BACA JUGA:Citra Scholastika Bicara Tentang Kesiapan Pernikahan dengan Kekasih
BACA JUGA:Dinding Penahan Air Ambruk, Akses Jalinteng Sanga Desa-Lubuklinggau Nyaris Terputus
Menurutnya, harga garam saat ini masih stabil dan bervariasi tergantung ukuran.
"Untuk pack ukuran besar isi 10 bungkus, saya jual seharga Rp 65 ribu, sementara pack kecil isi 10 bungkus harganya Rp 37 ribu," terangnya.
Amin mengakui bahwa bisnis ini sangat menguntungkan, apalagi permintaan terhadap garam dapur terus meningkat karena menjadi bahan pokok untuk berbagai jenis usaha kuliner. Meski berjualan keliling, Amin selalu memastikan pasokan garam tersedia dengan baik, terutama untuk pelanggan tetapnya.
Di sisi lain, Leli (50), seorang pengusaha kacang rebus di Sekayu, mengaku bersyukur dengan stabilnya harga garam saat ini.
"Bersyukur sudah dua bulan ini harga garam tidak naik. Garam ini sangat penting untuk usaha saya, karena kacang rebus yang saya jual menggunakan garam sebagai bumbu utama," ungkapnya.
Stabilitas harga garam ini tentu memberikan keuntungan bagi para pelaku usaha kecil yang mengandalkan garam sebagai bahan utama produksi. Dengan kondisi harga yang tidak bergejolak, para pengusaha kecil merasa lebih tenang dalam mengelola bisnis mereka. (*)