Meski Sebagian Banjir Sudah Redah, Namun Warga Tetap Diminta Waspada

Senin 13 Jan 2025 - 20:44 WIB
Reporter : Reno
Editor : Yudistira

Berdasarkan data dari Kapolsek Tanah Abang, Iptu Arzuan, SH Sabtu (11/1) sekitar pukul 16.30 WIB, pada Desa Curup, genangan air kedalamannya mencapai 30-80 cm. Sementara di Desa Sukaraja terendam 10-40 cm.  Warga setempat menyebutkan, air mulai masuk dan menggenangi pemukiman, Sabtu sejak pukul 10.00 WIB.

Untung saja, mayoritas rumah warga di kedua desa  bebentuk panggung. Namun, potensi banjir besar tetap menjadi ancaman serius, mengingat curah hujan masih tinggi dan debit air terus meningkat. Iptu Arzuan menyebutkan, banjit tidak hanya dipicu oleh curah hujan tinggi di wilayah setempat. Tapi juga aliran air dari ulu Sungai Lematang. 

"Jika debit air terus meningkat, tidak menutup kemungkinan sepuluh desa di pinggiran Sungai Lematang akan terdampak, bahkan terisolasi," bebernya. Sebagai langkah mitigasi, Polsek Tanah Abang telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk membentuk posko banjir di Desa Curup dan Desa Sukaraja. 

Posko ini direncanakan akan melibatkan BPBD Kabupaten PALI, Pemerintah Kecamatan Tanah Abang, pihak Puskesmas, serta perangkat desa. Kapolsek menambahkan bahwa pihaknya telah melaporkan situasi ini kepada pimpinan daerah dan instansi terkait untuk segera menyalurkan bantuan sembako, air bersih, serta obat-obatan. 

BACA JUGA:Pegawai Paruh Waktu Tidak Bisa Lagi Ikut Tes CPNS

BACA JUGA:Giat Ini Jadi Kegiatan Rutin Polsek Penukal Utara di Jumat Malam

"Kami merekomendasikan agar Dinas Kesehatan dan Puskesmas Tanah Abang aktif memberikan edukasi serta bantuan medis kepada masyarakat. Penyediaan obat-obatan untuk penyakit kulit dan diare harus diprioritaskan," tuturnya.

Sebelumnya, Sabtu kemarin juga terjadi banjit di  Prabumulih. Wilayah Kelurahan Payuputat, Kecamatan Prabumulih Barat. Banjir itu kiriman dari Lahat dan Muara Enim, akibat luapan air Sungai Lematang.

Air yang merendam rumah warga kedalamannya bervariasi. Ada yang setinggi lutut anak-anak hingga sedalam 1 meter. 

Ardiano, warga RT 01 RW 05 Kelurahan Payuputat menyebutkan banjir itu kiriman. "Lahat dan Muara Enim kan sudah banjir lebih dulu, airnya sampai ke sini," sebutnya.

Banjir ini membuat mereka tidak bisa ke kebun, mengganggu aktivitas sehari-hari. Kemarin merupakan hari ketiga banjir melanda Kelurahan Payuputat. “Kalau banjir terus seperti ini kami tidak bisa menyadap getah karet di kebun. Itu pendapatan kami sehari-hari,” ujar Erdiansyah, warga lain.

Selain itu, wargajuga kesulitan air bersih karena sumur terendam banjir.  Sementara, Nurhayani, mengeluhkan rusaknya tanaman padi dan sayuran yang ditanam. “Sudah tiga hari terendam, bisa-bisa mati dan gagal panen,” keluhnya.

Hingga kemarin, belum ada bantuan dari pemerintah daerah. Kalaksa BPBD Kota Prabumulih, Sriyono, SH, menjelaskan, pihaknya berencana mendirikan posko penanggulangan bencana, hari ini (13/1). “Kita akan melihat perkembangan, jika air belum surut kita dirikan posko,” ujarnya. 

Untuk jumlah warga yang terdampak, Sriyono menuturkan masih menunggu data fix. Yang pasti, untuk wilayah kota Prabumulih ada satu kelurahan yang terdampak banjir. Jumlah warga yang terdampak mencapai 1.472 KK. "Karena hampir seluruh warga di kelurahan Payuputat terdampak banjir," jelasnya. 

Di Lahat, karena tingginya curah hujan, sempat terjadi banjir akibat luapan drainase yang tidak mampu menampung debit air. Kepala Dusun (Kadus) 3 Desa Ulak Lebar, Arphi mengungkapkan, ada sekitar 57 rumah terendam di wilayahnya. Terutama di kawasan perumahan yang berdekatan dengan drainase. 

"Harapannya ada normalisasi drainase, karena banjir ini karena luapan drainese," ungkapnya. Ata warga Green Garden Desa Manggul Lahat, diharapakan adanya perbaikan drainase Ayek Lahangan. Lantaran setiap hujan lebat, drainase meluap dan masuk ke dalam komplek hingga menyebabkan beberapa rumah terendam.

Kategori :