
KORANHARIANMUBA.COM – Sudah sembilan hari banjir merendam Desa Lubuk Pandan, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, namun hingga Senin 10 Maret 2025 belum ada bantuan dari pemerintah maupun pihak perusahaan.
Akibatnya, 1.380 jiwa dari 380 Kepala Keluarga (KK) harus bertahan dengan bekal seadanya, sementara ketinggian air masih mencapai 60 cm.
Banjir ini juga melumpuhkan aktivitas desa, termasuk sekolah, puskesmas, dan kantor desa yang terendam air.
Kepala Desa Lubuk Pandan, Nasrullah, mengatakan bahwa masyarakat mulai kehabisan persediaan makanan.
"Yang tidak punya stok makanan, mereka terpaksa berhutang di warung," ujarnya.
BACA JUGA:Tim Satgas Pangan Polda Sumsel Pastikan Tak Ada Pengurangan Takaran MinyakKita
BACA JUGA:Nekat Curi Mobil Taksol, Pria Ini Nyaris Tewas Diamuk Massa
BACA JUGA:Tiga Pemain Naturalisasi Resmi Jadi WNI, Siap Perkuat Timnas Indonesia
Menurut Nasrullah, hingga kini belum ada bantuan sembako, air bersih, atau kebutuhan darurat lainnya. Warga sangat berharap pemerintah segera turun tangan, mengingat banjir yang berkepanjangan telah menghentikan aktivitas ekonomi mereka.
"Banyak warga yang tidak bisa bekerja karena terjebak banjir, otomatis penghasilan mereka juga berhenti," tambahnya.
Selain kekurangan pangan, warga juga mulai mengalami gangguan kesehatan. Banyak yang menderita gatal-gatal dan muntaber akibat genangan air yang kotor.
Meski sudah ada posko kesehatan, namun persediaan obat terbatas dan belum ada bantuan medis lebih lanjut.
Sementara itu, Camat Muara Lakitan, Hermansyah, mengatakan bahwa banjir di wilayahnya perlahan mulai surut dengan kecepatan sekitar 20-25 cm per hari.
Banjir ini disebabkan oleh luapan Sungai Musi dan Sungai Lakitan, yang tak mampu menampung curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Meski demikian, hingga kini belum ada warga yang dievakuasi, karena mereka memilih bertahan di rumah masing-masing. (*)