HARIANMUBA.BACAKORAN.CO - Warga yang kerap melintas diatas jembatan Muara Rawas desa Terusan kecamatan Sanga Desa, mengeluhkan mengenai kondisi aspal jembatan yang mulai rusak.
Pantauan wartawan koran ini di lapangan Senin 17 Juni 2024 kondisi aspal jembatan yang ada sudah mulai mengelupas di beberapa titik.
Yanto (35) warga desa Kemang yang sering melintas diatas jembatan mengatakan bahwa kondisi aspal yang ada saat ini mulai alami kerusakan.
"Yang saya heran itu kenapa cepat sekali rusaknya, padahal yang lewat diatas sini jarang sekali kendaraan bermuatan besar.Namun aspal jembatan sudah mengelupas dibeberapa tempat." Ungkapnya.
BACA JUGA:Pj Bupati Sandi Fahlepi, Jadikan Momentum Iduladha untuk Memupuk Rasa Kepedulian Kepada Sesama
BACA JUGA:Ditinggal Bagikan Daging Kurban, Rumah Warga Mulyo Rejo Sungai Lilin Ludes Terbakar
Menurutnya jika aspal yang mengelupas tersebut tidak diperbaiki dikhawatirkan akan tambah melebar.
"Takutnya nanti jika tidak diperbaiki maka kerusakan yang ada dapat bertambah parah. Serta dapat mengganggu para pengguna jalan yang sering berlalu-lalang disini." ujarnya.
Dirinya berharap pihak terkait dapat melakukan perbaikan, serta pembangunan sisa akses jalan yang ada bisa segera dilanjutkan.
"Harapannya kalau bisa segera diperbaiki. Kami sebagai pengguna jalan juga berharap sisa akses jalan yang masih belum dibangun, bisa segera dibangun. Agar akses menuju Talang Kemang, Macang Sakti, dan Ulak Embacang bisa lebih lancar." Harapnya.
BACA JUGA:Berkurban Menjadi Simbol Kepedulian, PT GPI Sumbangkan 14 Sapi Kurban di Musi Banyuasin
BACA JUGA:Ingin Tahu, Siapa yang Berhak Menerima Daging Kurban? Ini Penjelasan Lengkapnya
Hal serupa juga disampaikan oleh Aziz warga desa Terusan, dirinya berharap pihak terkait dapat melakukan perbaikan terhadap kerusakan diatas jembatan Muara Rawas.
"Yang jelas kalau bisa diperbaiki, aspalnya kembali dibuat mulus. Namun disisi lain aparat juga harus rutin melakukan kontrol terhadap aktivitas anak muda yang sering nongkrong disana. Jangan sampai ketika aspal sudah mulus, disalahgunakan sebagai tempat kebut-kebutan,” tuturnya (*)