"Saya senang sekali melihat anak-anak muda, terutama calon guru, tertarik pada batik jumputan. Memang benar, dalam membuat motif jumputan, kami sering menggunakan perhitungan dan pola-pola tertentu yang ternyata ada hubungannya dengan matematika. Ini menunjukkan bahwa leluhur kita sudah menggunakan prinsip-prinsip matematika dalam kesenian tradisional sejak dulu," ujarnya.
BACA JUGA:Karate Gajah Sora Tampil Memukau di Polres OKI
BACA JUGA:Ini Sederet Prestasi dan Keberhasilan Jajaran Polda Sumsel
Penemuan ini menegaskan keberadaan etnomatematika—studi tentang hubungan antara matematika dan budaya—dalam kearifan lokal Palembang. Para calon guru ini berharap dapat mengintegrasikan pengetahuan ini ke dalam metode pengajaran mereka di masa depan, menjadikan matematika lebih kontekstual dan menarik bagi siswa.
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Universitas PGRI Palembang untuk menghasilkan guru-guru yang tidak hanya kompeten dalam bidang studi mereka, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang kearifan lokal dan kemampuan untuk mengintegrasikannya dalam pengajaran.
Dengan pengalaman ini, diharapkan para calon guru matematika ini akan lebih siap untuk menghadapi tantangan pendidikan di era modern, sambil tetap menjaga dan melestarikan warisan budaya Indonesia. (*)