Romi juga menggambarkan bahwa meskipun secara nasional Sumatera Selatan dinilai "zero attack" dalam konflik atau aksi teror pada tahun 2023-2024, peningkatan potensi radikalisme tetap terjadi, membuatnya penting untuk terjun langsung ke daerah.
"Sumatera Selatan ada di peringkat 25 dari 38 provinsi di Indonesia, termasuk Papua Barat, dan kami berharap dapat terus mempertahankan dan memperbaiki peringkat ini," tambahnya.
Melalui sosialisasi ini, FKPT berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, tentang bahaya radikalisme dan terorisme.
"Media sosial dan pendidikan nasionalis, seperti upacara bendera dan nyanyian lagu-lagu wajib negara, harus tetap menjadi bagian dari pendidikan karakter di sekolah-sekolah," pungkas Romi.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat melahirkan agen-agen perjuangan yang aktif mencegah penyebaran radikalisme, terorisme, dan imperialisme, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan dan pembelajaran di sekolah-sekolah di seluruh Sumatera Selatan. (*)