BACA JUGA:Bayi 10 Bulan di Palembang Punya Kelamin Ganda
"Berawal ketika terlapor menawarkan korban untuk berbisnis kerjasama proyek pembuatan interior rumah. Lalu terlapor meminjam sejumlah uang kepada korban sebesar Rp600 juta, dengan alasan kekurangan modal," katanya.
"Dikarenakan terlapor seorang ASN, jadi klien saya percaya dan mentransfer uang yang diminta terlapor tersebut," tambahnya.
Dalam proses peminjaman uang tersebut, diterangkannya terlapor berjanji akan mengembalikan uang korban yang dipinjamnya sesuai waktu yang disepakati serta memberi keuntungan di luar modal yang dipinjam.
"Terlapor itu berjanji akan mengembalikan uang saya selama tiga bulan, serta memberi keuntungan dari bisnis itu. Akan tetapi sampai dengan sekarang, terlapor tidak mengembalikan uang saya dan keuntungannya," ujarnya.
"Sebelum sulit ditemui saya sempat tanya kepada terlapor dimana lokasi proyek itu, tapi dia tidak mau memberi tahu, banyak alasannya. Saya duga proyek pembuatan interior itu tidak ada atau fiktif alias tidak jelas," tambahnya lagi.
Dirinya menegaskan sampai detik ini ia dan kliennya selaku korban yang dirugikan masih menunggu itikad baik terlapor untuk mengembalikan uang yang sudah digunakannya.
"Saya tunggu-tunggu sudah lama, berharap ada kejelasan dari dia untuk mengembalikan uang saya dan keuntungan dari proyek itu, tapi tidak ada. Jadi terpaksa membuat laporan polisi kesini, melaporkan terlapor," tandasnya.
Terpisah, KA SPK Terpadu Polrestabes Palembang Kompol Padli mengatakan bahwa laporan korban Kurniadi telah diterima dan segera akan dilimpahkan ke Satreskrim untuk ditindaklanjuti.
"Laporan korban atas tindak pidana Penipuan dan atau Penggelapan sebagaimana dimaksud dalam pasal 378 KUHP dan atau 372 KUHP sudah diterima dan segera akan ditindaklanjuti," tutupnya. (*)