Kalpataru adalah penghargaan tertinggi di Indonesia bagi individu atau kelompok yang berperan dalam pelestarian lingkungan hidup.
Selain penghargaan Kalpataru, Bank Sampah Dagadu yang dikelola Cicilia juga meraih juara pertama dalam ajang inovasi daerah kategori masyarakat di Kabupaten OKU Timur. Ajang tersebut, yang dikenal sebagai Inovasi Daerah Krasibu, diselenggarakan oleh Bappeda dan Litbang OKU Timur pada tahun 2024.
Cicilia juga mendapat apresiasi dari Keuskupan Agung Palembang, Komisi PSE sebagai salah satu penggiat lingkungan yang tangguh.
Konsep yang Cicilia terapkan di setiap bank sampah yang dikelolanya adalah 3R, yakni Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan ulang), dan Recycle (mendaur ulang).
"Reduce itu artinya kita mengurangi sampah, seperti membawa kantong belanja sendiri, membawa thumbler, atau membawa bekal dari rumah. Reuse artinya menggunakan ulang barang yang masih layak pakai, seperti ember bekas yang bisa dijadikan pot tanaman," jelasnya.
Sedangkan untuk Recycle, Cicilia mendorong nasabah dan masyarakat sekitar untuk memanfaatkan limbah plastik atau anorganik lainnya menjadi produk ecobrick.
Ecobrick adalah salah satu produk yang dihasilkan dari bank sampahnya, yang terbukti efektif dalam mengurangi limbah plastik. Cicilia juga berperan sebagai offtaker ecobrick, membeli hasil karya masyarakat yang memenuhi syarat dan ketentuan.
"Selain ecobrick, ada juga tas, baju, aksesoris, serta berbagai produk dari sampah organik seperti pupuk kompos, biopori, hingga media tanam organik," tambahnya.
Inovasi terbaru yang dikembangkan oleh Cicilia adalah eco enzyme, sebuah cairan hasil fermentasi dari limbah organik yang memiliki banyak manfaat. Cairan ini dihasilkan melalui proses fermentasi sampah organik, gula, dan air, dengan perbandingan 1:3:10.
"Bahan-bahannya mudah ditemukan, terutama di OKU Timur yang kaya akan kulit buah dan sayuran sebagai bahan baku," jelasnya.
Eco enzyme yang dihasilkan tidak hanya bermanfaat untuk mengurangi limbah organik, tetapi juga memiliki berbagai kegunaan praktis. Cairan ini dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun, pembersih rumah tangga, sanitiser, obat kumur, hingga pupuk tanaman.
"Manfaat eco enzyme sangat luas. Cairan ini bisa digunakan untuk membersihkan kompor, mencuci piring, pakaian, dan bahkan berfungsi sebagai obat anti-radiasi," kata Cicilia.
Dengan pengembangan eco enzyme ini, Cicilia berharap bahwa produk tersebut bisa diproduksi dalam skala besar di OKU Timur.
"Saya punya cita-cita bahwa eco enzyme ini bisa diproduksi secara massal, karena selain mengurangi limbah, produk yang dihasilkan juga sangat bermanfaat bagi masyarakat," tuturnya.
Perjuangan Cicilia dalam menjaga kelestarian lingkungan di OKU Timur mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Bupati OKU Timur, Ir Lanosin MT, Ketua TP PKK OKU Timur, dr Sheila Noberta SpA MKes, serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup OKU Timur. Dukungan tersebut menjadi motivasi tambahan bagi Cicilia untuk terus bergerak maju dalam upayanya melestarikan lingkungan.
Dengan komitmennya yang luar biasa, Cicilia Eny Sulistyandari tidak hanya sekadar menjalankan tugas sebagai ASN, tetapi juga telah menjadi panutan bagi masyarakat dalam menjaga lingkungan. Inovasi yang ia kembangkan, mulai dari bank sampah hingga eco enzyme, diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk peduli terhadap kelestarian lingkungan, khususnya di Kabupaten OKU Timur. (*)