"Saya sudah lima tahun berjualan di sini, dan memang pernah beberapa kali terjadi angin kencang, tapi yang kali ini benar-benar merusak. Tenda dan peralatan dagang saya juga rusak tertimpa pohon," ujarnya.
Lestari berharap pihak pemerintah segera mengambil tindakan untuk menebang pohon-pohon besar yang sudah mati atau membahayakan, agar tidak terjadi hal serupa di kemudian hari.
"Pohon-pohon yang sudah tua dan mati harus segera dipangkas. Jangan menunggu ada korban baru bertindak," imbuhnya.
Di sisi lain, Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Muara Enim, Saprioma, mengungkapkan bahwa puting beliung kali ini termasuk yang terparah yang pernah terjadi di Muara Enim.
"Dari informasi yang kami terima, puluhan rumah mengalami kerusakan, terutama di bagian atap. Selain itu, beberapa fasilitas umum seperti tiang listrik dan rumah dinas serta sekolah juga rusak. Setidaknya ada tiga mobil yang sempat tertimpa pohon besar," kata Saprioma.
Saprioma juga menambahkan bahwa proses evakuasi sudah dimulai sejak malam kejadian, namun terkendala oleh hujan deras dan pemadaman listrik.
BACA JUGA:Kalahkan Kuwait 1-0, Timnas U-17 Indonesia Pimpin Grup G Kualifikasi Piala Asia
"Evakuasi cukup sulit dilakukan karena hujan lebat dan mati listrik. Namun, pagi ini kami sudah melanjutkan proses evakuasi dan pembersihan," jelasnya.
Saat ini, pihak Damkar bersama instansi terkait sedang fokus pada evakuasi dan pembersihan pohon-pohon yang tumbang di jalan raya, rumah-rumah warga, dan fasilitas umum.
"Data pastinya belum kami miliki karena petugas masih melakukan inventarisasi di lapangan. Yang pasti, kami berupaya maksimal untuk segera menormalkan kondisi di lokasi terdampak," pungkas Saprioma.
Masyarakat setempat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang mungkin masih terjadi dalam beberapa hari ke depan. Sementara itu, PLN Muara Enim juga sedang melakukan pengecekan lebih lanjut terhadap jaringan listrik di beberapa titik yang terdampak, untuk memastikan tidak ada gangguan yang lebih lanjut.(*)