Dolar AS Sempat ''Nyeleneh'' di Google, Ini Klarifikasi Google

nilai tukar Dolar AS yang biasanya berada di kisaran Rp15.000-an, tiba-tiba muncul dengan angka Rp8.170 per 1 Dolar AS. Google mengalami error atau kesalahan teknis. (Foto: tangkapanlayar/koranharianmuba.com)--

KORANHARIANMUBA.COM - Nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah sempat membuat heboh jagat maya setelah tiba-tiba muncul dengan angka yang 'nyeleneh' di mesin pencarian Google. Bagaimana tidak, nilai tukar Dolar AS yang biasanya berada di kisaran Rp15.000-an, tiba-tiba muncul dengan angka Rp8.170 per 1 Dolar AS.

Sontak, hal ini pun membuat banyak warganet bertanya-tanya. Tak sedikit yang menduga bahwa Google mengalami error atau kesalahan teknis. Namun, tak sedikit pula yang berharap bahwa nilai tukar Dolar AS benar-benar turun drastis seperti yang tertera di Google.

Menanggapi kehebohan ini, Google pun akhirnya angkat bicara. Melalui keterangan resminya, Google mengakui bahwa memang terjadi kesalahan dalam menampilkan nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah. Google juga meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh kesalahan tersebut.

"Kami menyadari adanya kesalahan dalam menampilkan nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah di Google Search. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," ujar juru bicara Google.

BACA JUGA:Samsung Galaxy S25 Ultra: Snapdragon 8 Gen 3 For Galaxy Bawa Performa Maksimal, Unggul Jauh dari Pendahulunya

BACA JUGA:Samsung Galaxy S25 Ultra: Raja Baru Smartphone dengan Kamera 200MP yang Mengesankan

Google juga menjelaskan bahwa kesalahan tersebut disebabkan oleh masalah teknis pada sistem mereka. Saat ini, Google sedang berupaya untuk memperbaiki kesalahan tersebut dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang kembali.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) juga telah mengeluarkan pernyataan terkait dengan nilai tukar Dolar AS yang 'nyeleneh' di Google. BI menegaskan bahwa nilai tukar Dolar AS yang benar adalah nilai tukar yang mereka tetapkan, yaitu nilai tukar yang berlaku pada hari tersebut.

BI juga mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing oleh informasi yang tidak benar atau tidak dapat dipertanggungjawabkan. Masyarakat diimbau untuk selalu merujuk pada sumber informasi yang kredibel, seperti situs web resmi BI atau media massa yang terpercaya.

Kejadian ini pun menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tidak serta merta percaya pada informasi yang beredar di internet. Kita harus selalu kritis dan mencari tahu kebenaran informasi tersebut sebelum mempercayainya.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan