FIA Perketat Regulasi Sayap Belakang, Tim F1 Berlomba Kejar Waktu Jelang GP Tiongkok

FIA Perketat Regulasi Sayap Belakang, Tim F1 Berlomba Kejar Waktu Jelang GP Tiongkok --
KORANHARIANMUBA.COM – Formula 1 kembali diguncang perubahan regulasi teknis. FIA resmi memperketat uji defleksi sayap belakang mulai GP Tiongkok 2025, setelah menemukan indikasi deformasi yang mencurigakan selama GP Australia. Meski semua mobil di Melbourne dinyatakan legal, FIA tetap mengambil langkah tegas demi memastikan keadilan kompetisi.
Perubahan ini memaksa tim-tim F1 untuk bekerja ekstra keras dalam waktu yang sangat singkat. GP Tiongkok hanya berjarak kurang dari sepekan, dan insinyur setiap tim kini berpacu dengan waktu untuk memastikan mobil mereka tetap kompetitif sesuai regulasi baru.
FIA telah lama mengawasi fleksibilitas sayap belakang sejak aturan ini pertama kali diterapkan pada 2021. Namun, hasil analisis dari GP Australia menunjukkan perlunya pengetatan lebih lanjut.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Resmikan 17 Stadion Bertaraf Internasional, GBLA Siap Jadi Pusat Sport Tourism
BACA JUGA:BKN Terbitkan Surat, Ini Isinya, Kabar Baik CPNS dan PPPK 2024
Sebagai bagian dari investigasi, FIA meminta seluruh tim memasang kamera yang mengarah ke sayap belakang selama sesi latihan bebas di Melbourne. Rekaman ini kemudian dikombinasikan dengan pengukuran defleksi statis di garasi FIA. Hasilnya? Ada cukup bukti untuk menerapkan batasan yang lebih ketat.
Jika sebelumnya regulasi membatasi perubahan jarak antara bidang utama dan celah slot sayap belakang hingga 2 mm, mulai GP Tiongkok batas tersebut dipangkas drastis menjadi 0,5 mm. Namun, karena perubahan ini diumumkan mendadak, FIA memberikan toleransi tambahan sebesar 0,25 mm untuk balapan di Shanghai.
“Semua mobil yang berkompetisi di Melbourne telah memenuhi regulasi. Namun, demi memastikan kesetaraan kompetisi dan integritas teknis, kami memperkenalkan uji defleksi yang lebih ketat,” demikian pernyataan resmi FIA yang dikutip dari Autosport.
Dengan regulasi baru ini, tim-tim F1 menghadapi dilema besar. Sayap belakang adalah salah satu elemen aerodinamika paling krusial dalam performa mobil. Jika terlalu fleksibel, sayap dapat memberikan keuntungan signifikan dalam kecepatan lurus dan stabilitas saat menikung. Namun, jika terlalu kaku, keseimbangan mobil bisa terganggu.
Perubahan regulasi ini diprediksi akan memaksa beberapa tim untuk merevisi desain mereka secara mendadak. Mengingat GP Tiongkok akan digelar pada 21–23 Maret 2025, waktu yang tersedia sangat terbatas.
“Ini tantangan besar, terutama karena perubahan diumumkan hanya beberapa hari sebelum balapan berikutnya,” kata seorang insinyur dari tim papan atas yang enggan disebutkan namanya.
Tim-tim kini berlomba mengoptimalkan mobil mereka tanpa melanggar aturan baru. Strategi pengembangan sepanjang musim juga bisa terdampak, terutama bagi tim yang sangat mengandalkan fleksibilitas sayap belakang untuk keuntungan performa.
GP Tiongkok di Sirkuit Shanghai dikenal memiliki lintasan lurus panjang yang sangat bergantung pada efisiensi aerodinamika. Dengan regulasi baru ini, beberapa tim mungkin akan mengalami perubahan signifikan dalam kecepatan puncak mereka.
Selain itu, FIA akan terus memantau sayap belakang dengan ketat menggunakan metode yang lebih canggih. Setiap tim telah diperintahkan untuk memasang kamera tambahan guna merekam deformasi sayap selama balapan berlangsung.