Desa Ini, Merupakan Sentra Penghasil Atap Daun Nipah Kecamatan Sungai Lilin

Desa Pinang Banjar Kecamatan Sungai Lilin--
KORANHARIANMUBA.COM,- Nipah adalah sejenis palem yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau di sungai dengam kondisi pasang-surut.
Daun nipah sendiri sering digunakan untuk bahan pembuat atap. Meski semakin banyak jenis atap di jual sekarang, namun atap daun nipah di kalangan masyarakat Muba masih tetap diburu.
Di wilayah Muba sendiri ada sentra pembuatan atap dari daun nipah. Daerah tersebut adalah Desa Pinang Banjar Kecamatan Sungai Lilin.
Di tempat ini memang berada dibantaran Sungai Dawas, salah satu Sungai Pasang surut yang ada di Kabupaten Muba. Warga yang mengolah daun nipah menjadi atap didominasi oleh ibu-ibu.
BACA JUGA:Kaya Antioksidan dan Antikanker, Ini Alasan Temulawak Perlu Dikonsumsi
BACA JUGA:PP Pertina Dicoret dari Keanggotaan KOI, Tinju Indonesia Masuki Babak Baru
Meski beragamnya jenis atap sudah bermunculan, namun atap daun nipah masih tetap eksis bertahan. Pembelinya masih ada namun sayang keberadaan bahan baku yang justru makin menipis.
Sudah sejak lama usaha pembuatan atap dari daun nipah di Desa Pinang Banjar ada. Bahkan mungkin salah satu yang terbanyak tidak hanya di Kecamatan Sungai Lilin namun diwilayah Kabupaten Musi Banyuasin.
Beberapa lapak penjualan berjejer dipinggir ruas jalan lintas timur (Jalintim) Palembang-Jambi tepatnya di sekitar jembatan yang membentang di Sungai Lilin. Atap dari daun nipah ini memang bukan untuk atap rumah tempat tinggal.
BACA JUGA:Pramuka Kwarcab Muba Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Desa Peninggalan
BACA JUGA:Petugas Gabungan Sidak Kafe di Sungai Lilin, Hentikan Rencana Hiburan DJ Tak Berizin
Namun banyak digunakan untuk menjadi penutup tempat pembuatan batu bata dan juga kandang ayam.
"Kalu dulu sehari tu bisa ratusan lembar laku terjual, sekarang tidak banyak lagi tapi masih ado," ungkap salah satu pedagang. Pedagang ini mengaku langganan bakal membeli dengan jumlah cukup banyak pada saat mengantikan atap untuk kandang ayam ataupun usaha bangsal batubata.
"Biasanya setahun sekali ganti atap, belinyo banyak ratusan lembar," ujarnya. Usaha daun nipah ini bagi warga Pinang Banjar bukan meningkatkan perekonomian perseorangan saja, namun membuka peluang pendapatan bagi warga lain khususnya di Dusun 1.
"Dari daun jadi atap harus disematke dulu, nah yang gaweke itu rato-rato ibu-ibu, jadi mereka jugo dapat penghasilan nyo," jelasnya. Keberadaan tempat penyematan daun nipah untuk menyebar mulai dari bawah jembatan hingga ke beberapa lorong didusun 1 Pinang Banjar.
Mereka pun berkelompok sesuai dengan pemilik usaha penjualan atap daun nipah. Rusmiati salah satu penjual daun nipah mengungkapkan dirinya menyemat untuk di jual sendiri. "Untuk saat ini harganya 10 Keping nya Rp 15 ribu, kalau untuk mereka yang mengambil upah per 10 keping nya Rp 2500," jelasnya.
Rusmiati pun berharap agar pemilik usaha penjualan atap nipah ini mendapat perhatian. "Mudah-mudahan saja pemilik usaha seperti kami ini mendapat perhatian pemerintah," tutupnya.