Akses Jalan Padat Karya dan Jalan Sumatera Macet, Warga Ditutup Pakai Tanah Timbunan
Aksi unjuk rasa dilakukan dengan cara menutup akses jalan padat karya menggunakan tanah timbunan (Foto Ist).--
PRABUMULIH, SUMEKS.CO - Puluhan masyarakat kota PRABUMULIH yang mengatasnamakan dirinya sebagai perwakilan warga Kelurahan Gunung Ibul, melakukan aksi unjuk rasa.
Unjuk rasa dilakukan dengan cara menutup akses Jalan Padat Karya dan Jalan Sumatera, Kelurahan Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur kota Prabumulih, Senin 1 April 2024.
Puluhan warga yang melakukan aksi demo, menutup jalan menggunakan tanah merah alias tanah timbunan di dua sisi jalan di simpang empat Kelurahan Gunung Ibul yakni di Jalan Padat Karya menuju arah jalan lingkar atau Pemkot dan di arah Jalan Sumatera.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, aksi unjuk rasa yang dilakukan warga Kelurahan Gunung Ibul tersebut sengaja dilakukan untuk menuntut pemerintah turun ke lapangan mengatasi keluhan masyarakat karena setiap kali hujan turun, banjir selalu mengenangi di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Jelang Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah, Transaksi Pegadaian Unit Kayuagung Meningkat
Belasan pendemo tersebut meminta pemerintah tidak diam terkait kendala dihadapi warga yang selalu kebanjiran. Pemerintah kota Prabumulih diminta membangun dan memperbaiki drainase di wilayah tersebut.
Dalam aksinya, para pendemo menggunakan mobil dump truk menurunkan tanah merah di dua sisi jalan tersebut lalu berorasi meminta permasalahan di kawasan itu agar bisa diatasi.
Akibat kejadian tersebut arus lalulintas di wilayah tersebut menjadi terganggu dan banyak pengendara menyesalkan aksi unjuk rasa yang harus menutup jalan tersebut.
"Kami meminta pemerintah turun mengatasi permasalahan banjir di wilayah Gunung Ibul ini," teriak Ariantono, di sela-sela aksinya.
BACA JUGA:Ada 3 Menguntungkan Jika Timnas Indonesia Menang Atas Irak di Grup F
BACA JUGA:Ini Nih Buah Buahan yang Bisa Menurunkan Gejala Asam Lambung
Lebih lanjut, Tono menegaskan pihaknya sudah empat tahun mengusulkan perbaikan drainase agar tak lagi banjir, namun tak kunjung ada tanggapan pemerintah.
"Sudah empat tahun kami usulkan namun tidak ada tindakan makanya kami lakukan aksi unjuk rasa," tambah Ariantono.