Kemarau, Panen Raya Padi Menjadi Mundur
KEKERINGAN Melanda, Panen Raya Padi Mundur (Foto Sumeks.co).--
Dikatakan Bayu, pihaknya akan bersiap menghadapi kondisi itu baik dengan penyerapan dalam negeri maupun dalam negeri.
Jadi untuk kota impor sendiri, Bulog ditugaskan sebanyak 3,6 juta ton tahun ini.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 2,2 juta ton telah masuk. Kemudian 500 ribu ton beras akan masuk dalam waktu dekat.
"900 ribu ton masih mencoba kontrak. Kita usahakan semua importasi selesai sebelum Desember," katanya.
Dia menambahkan, mengenai beras untuk produksinya sangat ditentukan oleh cuaca. Jadi kalau cuaca kering atau musim kemarau maka jelas produksi panen padi juga berkurang.
Adanya kekeringan, sehingga untuk pasokan beras mungkin baru akan tersedia di pasar pada bulan Maret 2025. Sedangkan, di bulan tersebut diketahui merupakan awal Ramadan, di mana permintaan sedang mengalami kenaikan.
"Jadi adanya dinamika ini sangat kita cermati. Kami di Bulog mengamati dengan sangat intens, dan akan berusaha untuk menyiapkan diri, memastikan stok tersebar di gudang-gudang di seluruh Indonesia," tukasnya.
Kemudian juga memastikan beras bantuan pangan yang nanti di bulan Oktober dan Desember itu bisa tersalurkan dengan baik.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut La Nina belum terkonfirmasi terjadi di Indonesia.
Padahal, La Nina ini diharapkan bisa membawa peningkatan hujan di daerah-daerah yang kini kering akibat musim kemarau. Dengan begitu, akan bisa membantu pasokan air untuk tanaman padi di musim tanam kali ini. (*)