Diduga Sekolah Minta Rp 10 juta Jika Anaknya Ingin Diterima Sekolah favorit, Emak-Emak Teriak di Sosmed!

Emak - Emak Meluapkan Rasa Kekesalannya Lewat Sosial Media Terkait dugaan carut marutnya PPPDB (Foto Ist).--

HARIANMUBA.BACAKORAN.CO - Emak-emak meluapkan rasa kekesalannya lewat sosial media (Sosmed) terkait dugaan carut marutnya sistem pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Salah seorang ema-emak di  Palembang itu kaget bukan kepalang saat ia hendak menyekolahkan anaknya di salah satu SMP negeri favorit di Kota  Palembang.

Emak-emak berinisial RT dengan akun sosmed @rixxx.s itu menuliskan kekesalannya lewat akun pribadinya terkait dugaan salah satu pihak sekolah yang meminta disiapkan dana senilai Rp10 juta cash jika anaknya ingin diterima masuk di sekolah favorit yang dituju.

Dalam postingan akun Instagram @oypalembang, akun sosmed @rixxx.s mengirimkan hasil tangkapan layar perbincangan dengan seorang sahabatnya tentang permintaan sejumlah uang yang diduga dilakukan oleh salah satu pihak sekolah favorit yang ada di Kota Palembang.

BACA JUGA:Aduh, Mobil Brio Menabrak Tiang Dalam Showroom Honda Plaju

BACA JUGA:Ya Ampun, Uang Rp50 Juta Dalam Rekening Raib Tanpa Sebab Saat Ingin Setor Tunai di ATM

"Min, miris dak sih min dengan pendidikan jaman sekarang min, menyekolahkan anak cak susah nian min. Ini obrolan aku samo kawan, karena anaknya minta sekolah di salah satu SMP Negeri di  Palembang, akhirnya tergeser sama tetangganya yang nyogok," tulis akun @rixxx.s seperti yang diposting akun Instagram @oypalembang.

Diceritakan oleh akun @rixxx.s Dinas Pendidikan sebenarnya sudah tahu banyak praktek semacam ini, tetapi mereka seolah-olah menutup mata dan telinganya.

"Apa karena wong  Palembang ini banyak wong kayo sehingga praktek semacam ini dibiarkan. Jalur Zonasi saja dibatasi cuma jarak 800 meter atau berapa, bukannya per kecamatan atau per kelurahan. Karena untuk SMP tidak mungkin satu RT ada satu SMP," tulis RT lewat akun sosmednya @rixxx.s.

Sudah menjadi rahasia umum, lanjut akun @rixxx.s setiap tahun ajaran baru bukannya mempermudah anak untuk sekolah tetapi kenapa seperti ini faktanya yang terjadi.

BACA JUGA:Lestarikan Tradisi Bekarang, Pemkab Muba Bakal Adakan Festival Embung Senja

BACA JUGA:Dihadapan Mendagri Tito Karnavian, Pj Bupati H Sandi Fahlepi Siap Sukseskan Pilkada Serentak 2024

"Iyo kalo uong kayo mungkin jugo sering korupsi min tidak bakal berat mengeluarkan uang Rp 5 juta, kalau yang pedagang biasa atau buruh sampai harus berutang min biar anaknya tidak bergeser sama yang lain," tulisnya lagi.

"Apalagi sekolah favorit, alangkah ngerinya denger cerita wawancara online, sampai ditanya berapa penghasilan bapaknya sebulan. Sanggup gak menyiapkan dana sebesar Rp10 juta cash. Waw min apa cuma di Kota Palembang saja hal ini terjadi, kami sampai trauma min kalau denger pendaftaran sekolah negeri," tambahnya.

Tag
Share